Jakarta, CNN Indonesia -- Keberhasilan Leicester City menjadi juara Liga Primer Inggris membuat manajer Claudio Ranieri sukses melepas status 'Mr Runner-up' yang sudah didapat pelatih asal Italia itu lebih dari satu dekade terakhir.
Selain memiliki julukan 'Tinkerman' karena sering melakukan rotasi pemain, Ranieri juga mendapat julukan 'Mr Runner-up'. Julukan itu didapat Ranieri karena prestasi terbaik pelatih 64 tahun itu di liga adalah selalu menjadi
runner-up bersama Chelsea, Juventus, AS Roma, dan AS Monaco.
Ranieri untuk kali pertama menjadi
runner-up liga bersama Chelsea musim 2003/2004. Meski mendapat suntikan dana hingga 120 juta poundsterling dari Roman Abramovich, Ranieri hanya mampu membawa The Blues menjadi
runner-up Liga Primer setelah kalah dari Arsenal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya Ranieri menjadi
runner-up di Serie A bersama Juventus pada musim 2008/2009. Mantan pelatih Parma dan Valencia itu kalah dari Inter Milan besutan Jose Mourinho, pelatih yang menggantikan posisinya setelah dipecat Chelsea.
Di musim berikutnya Ranieri kembali dikalahkan Mourinho. Kali ini bersama AS Roma, Ranieri hanya mampu menjadi
runner-up di Serie A dan Coppa Italia setelah kalah dari Inter Milan yang di akhir musim meraih treble.
Pada 2012, Ranieri ditunjuk sebagai pelatih tim Ligue 2 Prancis, AS Monaco. Dia mampu membawa Monaco promosi dengan status juara Ligue 2. Pada musim 2013/2014, Monaco mendapat suntikan dan segar dari pemilik baru, Dmitry Rybolovlev.
Demi menjadi penantang Paris Saint-Germain di Ligue 1, Monaco mendatangkan Radamel Falcao, Joao Moutinho, Geoffrey Kondogbia, James Rodriguez, Anthony Martial, Jeremy Toulalan, Eric Abidal, Ricardo Carvalho, dan Dimitar Berbatov.
Namun, lagi-lagi Ranieri harus menjadi
runner-up. Monaco tertinggal 9 poin dari PSG di akhir yang keluar sebagai juara Ligue musim 2013/2014.
Awal musim ini Ranieri ditunjuk menjadi manajer Leicester City menggantikan posisi Nigel Pearson. Ranieri diragukan banyak pihak, bahkan oleh legenda Leicester Gary Lineker. Namun, Ranieri berhasil menciptakan keajaiban dengan membawa Leicester menjadi juara Liga Primer.
Ranieri menjadi pelatih kedelapan sejak era Liga Primer Inggris dimulai musim 1992/93 setelah Kenny Dalglish, Sir Alex Ferguson, Arsene Wenger, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Roberto Mancini, dan Manuel Pellegrini.
(har)