Jakarta, CNN Indonesia -- Menyadari arus masuknya imigran yang deras ke Eropa, termasuk Italia, Sandalli juga menyatakan hal itu sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi sepak bola di negaranya.
Apalagi di era menglobalisasi ini, tak jarang klub-klub lokal lebih memilih menggunakan jasa pemain asing dibandingkan pemain asli Italia.
Salah satu contoh jelas muncul ketika sebuah laga Serie A yang mempertemukan Internazionale Milano dan Udinese, April lalu, sama sekali tak menyertakan satu pun pemain Italia di daftar susunan pemain inti mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya pikir semuanya merupakan konsekuensi dari globalisasi. Banyak klub yang mengakar di setiap kota-kota Italia tetapi para pemainnya berasal dari berbagai negara,” ujar Sandalli
.
“Tapi ini juga merupakan salah satu wajah sepak bola Italia, seperti yang terlihat ada beberapa pemain asing yang menjadi bagian dari timnas Italia.”
Maraknya pemain asing di Italia sendiri terkadang menyulut sejumlah perilaku tak bertanggung jawab dari sejumlah suporter yang bersikap rasis.
Namun, pria yang pernah menjadi kapten angkatan udara Italia itu menyatakan rasialisme bukanlah merupakan kebudayaan Italia.
“Ada beberapa orang yang tak bersikap sepatutnya. Tapi jika melihat ke sejarah Italia, rasialisme bukanlah bagian dari Italia,” ujar Sandalli tegas.
“Selain itu dalam hal menerima arus masuk imigran, Italia merupakan yang terbaik. Kami benar-benar terbuka dan menerima para imigran yang masuk.”
(bac)