Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap Red Bull, Daniel Ricciardo, tak bisa menyembunyikan kegeramannya terhadap kesalahan timnya yang menyebabkan ia tak bisa menjadi juara. Kesalahan tim Ricciardo terjadi secara beruntun di GP Spanyol dan GP Monako.
Di GP Monako, tim mekanik Ricciardo tak siap ketika sang pebalap Australia masuk ke pit untuk mengganti ban. Akibatnya ia menghabiskan lebih dari enam detik di pit, dan kemudian harus merelakan Hamilton menyalipnya. Padahal Ricciardo sebelumnya punya keunggulan waktu cukup jauh atas Hamilton.
Di GP Spanyol, Ricciardo harus merelakan rekan setimnya, Max Verstappen, menjadi juara karena pemilihan strategi ban yang tepat sementara dirinya berada di tempat keempat. Padahal, Ricciardo semula memimpin balapan namun kehilangan banyak waktu karena dipanggil masuk pit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seusai balapan di Monako, tanpa keraguan lagi menyalahkan timnya atas insiden tersebut.
"Sejujurnya saya tak ingin berkomentar soal balapan ini," kata Ricciardo seperti dikutip dari ESPN F1. "Terima kasih untuk penggemar, terima kasih untuk dukungannya di cuaca seperti ini. Dari luar saya kira kami terlihat menunjukkan balapan yang menarik. Tapi sejujurnya hal ini seharusnya tak semenarik itu."
"Dua pekan berturut-turut saya menjadi korban. Ini sungguh tak enak. Ini menyakitkan. Namun terima kasih pada setiap orang untuk dukungannya, saya menghargainya."
Ricciardo kemudian menuturkan bahwa ia tak tahu sama sekali alasan kesalahan di Monako bisa terjadi. Menurutnya, ia dipanggil untuk masuk ke dalam pit dan bukan mengambil keputusan sendiri.
"Seharusnya mereka siap. Ini menyakitkan, sejujurnya saya tak bisa mengatakan apapun lagi."
Kesalahan di pitstop itu bukan satu-satunya hal yang dipertanyakan Ricciardo. Ia juga menganggap aneh keputusan Red Bull menariknya ke pit untuk kali pertama untuk mengganti ban basah menjadi intermediate pada putaran ke-24.
Strategi ini berbeda dengan yang diambil Mercedes, membiarkan Hamilton menggunakan ban basah hingga putaran ke-31 dan langsung menggantinya dengan ban ultra-lunak, tanpa perlu sekalipun memakai ban intermediate.
Perbedaan taktik ini membuat Hamilton mampu menipiskan selisih waktunya dengan Ricciardo.
Ricciardo mengatakan bahwa Red Bull seharusnya fokus dalam mempertahankan keunggulannya.
"Dua balapan beruntun. Dua balapan beruntun.... hanya ini yang bisa saya katakan."
(vws)