Jakarta, CNN Indonesia -- Bangku tribun Istora Senayan, Jakarta, masih terlihat sepi di hari pertama penyelenggaraan BCA Indonesia Open 2016, Senin (30/5). Namun bukan berarti tak ada hal menarik yang merebut perhatian.
Salah satunya adalah gaung teriakan dari belasan penggemar bulu tangkis yang mengenakan topi seperti bungkus pop-corn bercorak garis merah-putih. Duduk di di tribun bagian barat dari arah pintu masuk utama, mereka begitu bersemangat membuat Istora Senayan riuh dengan suara
Salah satu dari mereka yang berdiri paling depan memakai tambahan atribut lain yakni sepasang sayap berwarna dasar putih dan bercorak bintik-bintik merah yang terbuat dari styrofoam. Pria bersayap itu berteriak paling kencang, seolah mengambil-alih komando.
"Skotlandia! Skotlandia!" kata mereka serempak sembari menepuk-nepukkan pom-pom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu pertandingan yang paling dekat dengan tribun mereka adalah antara pebulutangkis tunggal putra Perancis, Bride Leverdes, melawan pebulutangkis asal Skotlandia, Alistair Casey.
Leverdes yang sedang memimpin 7-2, seakan tak peduli dengan sorakan pendukung asal Indonesia tersebut. Sementara Casey tampak kewalahan menghadapi permainan lawannya.
,
Leverdes akhirnya menang telak di gim pertama dengan skor 21-4. Walau sempat memberikan perlawanan di gim kedua, Casey akhirnya tunduk kembali dengan skor 15-21.
"Dia terlalu cepat untuk saya," kata Casey, pebulu tangkis 35 tahun itu usai pertandingan.
Casey mengaku senang dan tidak menyangka bisa mendengar namanya diteriakkan di Indonesia. "Rasanya sangat menyenangkan, terima kasih. Mereka menyebut nama saya," ucapnya.
"Saya cinta Indonesia, saya sudah sering datang ke sini. Semua orang di sini menyenangkan. Ketika Anda berjalan di tepi jalan, mereka begitu ramah."
Casey menampik kekalahannya disebabkan minimnya jumlah penonton di Jakarta. Ia merasa tidak terganggu dengan banyak atau sedikit dukungan yang ada.
"Saya bisa bermain lebih baik dari ini," ujarnya. "Tapi cukup mengejutkan. Walau mungkin disini hanya ada 25% penonton dari total jumlah kursi, mereka (suporter Indonesia) tetap luar biasa.
"Indonesia memiliki kelompok suporter terbaik di dunia, sungguh. Saya tidak main-main mengatakannya."
(vws)