Jakarta, CNN Indonesia -- Ayah dari mendiang pebalap Formula One (F1) Jules Bianchi, Philippe menilai ada ketakutan di para pebalap jet darat tersebut untuk berbicara.
Maksud dari Philippe adalah para pebalap itu takut terhadap otoritas balap F1 terkait kematian anaknya akibat kecelakaan pada 5 Oktober 2014 saat GP Jepang.
Setelah berjuang selama sembilan bulan, Bianchi wafat di rumah sakit pada 17 Juli 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga dari Bianchi mengumumkan jelang Grand Prix Monaco pada 26 Mei lalu akan melayangkan gugatan kepada operator balap jet darat, tim Marussia [sekarang bernama Manor], dan grup F1 yang terdiri atas perusahaan-perusahaan pengendali hak siar serta media.
Namun, kata Philippe, pihaknya kesulitan mendapatkan keterangan dari para pebalap terkait kecelakaan yagn menimpa anaknya. Hal itu diklaim Philippe karena para pebalap takut kepada FIA.
"Satu pebalap bersama saya, dengan sebuah kamera tak akan mengatakan apapun karena saya pikir semua orang takut untuk mengatakan sesuatu," ujar Philippe seperti dikutip dari
Sky Sports.
"Saya menghormati orang yang membuat panel [investigasi] kecelakaan tersebut, tetapi semua orang sangat dekat dengan FIA dan itu tak benar bagi saya."
Dikutip dari BBC Sport pada 26 Mei 2015, keluarga Bianchi percaya bahwa aksi dari satu atau beberapa pihak tersebut menyebabkan kecelakaan Bianchi yang berujung pada kematiannya.
Mereka mengklaim adanya kesalahan saat 'perencanaan, penentuan waktu, pengelolaan, dan juga pelaksanaan balapan'. Mereka juga berpendapat bahwa balapan itu digelar dalam 'kondisi berbahaya ketika musim angin topan berlangsung di Jepang'.
"Kematian Jules Bianchi bisa dihindarkan," ujar Julian Chamberlayne, pengacara di Stewarts Law yang mewakili keluarga Bianchi kala itu.
Pada saat yang sama, Philippe mengatakan, "Kami mencari keadilan untuk Jules dan ingin menegakkan kebenaran tentang keputusan yang menyebabkan kecelakaan putra kami."
"Sebagai keluarga, kami memiliki banyak pertanyaan tak terjawab soal kecelakaannya dan merasa kecelakaan Jules bisa terhindarkan jika tidak ada serangkaian kesalahan."
Berdasarkan panel, FIA mengumumkan kecelakaan terjadi karena Bianchi kurang memperlambat kendaraannya setelah bendera kuning diangkat.
Sebelumnya pebalap Sauber kala itu, Adrian Sutil, mengalami kecelakaan sehingga panitia penyelenggaraan mengirimkan mobil derek untuk mengangkut mobil Sutil.
Hasil penyelidikan itu juga menghasilkan rekomendasi agar balapan di Jepang dimajukan satu jam untuk menghindari balapan selesai pada sore hari.
Bianchi sendiri menjadi pebalap Formula 1 pertama yang meninggal dunia karena mendapatkan cedera pada balapan sejak Ayrton Senna tewas di GP San Marino, 1994.
Dari FIA, FOM, maupun Manor belum merespon rencana gugatan keluarga Bianchi tersebut, namun salah satu legenda F1, Sir Jackie Stewart mengatakan akan sulit bagi keluarga mendiang untuk melawan organisasi. SAlah satunya karena berdasarkan data
telemetry yang menghitung Bianchi terlalu cepat kala itu.
(kid)