The Jakmania Kecewa Keputusan Sepihak PT GTS

Jun Mahares | CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2016 16:05 WIB
Jakmania kecewa dengan keputusan sepihak PT Gelora Trisula Semesta (GTS) yang melarang Jakmania mendampingi Persija Jakarta ke Bandung.
Kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania, kecewa dengan keputusan sepihak PT GTS yang melarang mereka mendampingi Macan Kemayoran saat berhadapan dengan Persib Bandung, 16 Juli 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania, keberatan dengan kebijakan PT PT Gelora Trisula Semesta (GTS) yang melarang mereka hadir di Bandung untuk mendampingi Macan Kemayoran berhadapan dengan Persib Bandung, 17 Juli 2016.

Ketua Umum Jakmania Richard Ahmad Supriyanto mengaku kecewa dengan keputusan sepihak yang dilontarkan CEO PT GTS Joko Driyono yang melarang Jakmania mendampingi Persija ke Bandung.

"PT GTS mengeluarkan kebijakan sepihak dan terkesan tidak mau repot mengurus keamanan suporter. Padahal, Jakmania sendiri sudah mendapat lampu hijau dari pejabat daerah di Bandung," kata Richard yang dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jakmania, lanjut Richard, sudah melakukan pertemuan dengan Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Bambang Waskito di Bandung pada pekan lalu.

Tak hanya itu, Richard pun sudah menjalin komunikasi dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Jakarta. Senada dengan Ridwan Kamil dan Bambang Waskito, Aher -sapaan Ahmad Heryawan- pun menyambut positif rencana Jakmania.

"Tinggal memikirkan izin dan skenario pengamanannya seperti apa nanti. Saya rasa ini bisa dilakukan mengingat Bobotoh juga bisa diupayakan mendampingi Persib di Jakarta beberapa waktu lalu," ujar Richard.

Namun, jerih payah Jakmania seakan dipatahkan sepihak oleh PT GTS. Operator Indonesian Soccer Championship itu baru-baru ini justru melontarkan wacana laga Persib versus Persija tanpa didampingi suporter tamu.

"Kemungkinan ada kebijakan khusus (laga Persib vs Persija) dengan tidak membawa suporter di laga tandang. Itu salah satu pilihan. Tapi semua akan dilihat terlebih dahulu," kata Joko di Jakarta, Senin (20/6).

Komentar Joko Driyono dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat menyangkut tata kelola sepak bola profesional. Di mana pengamanan suporter juga layak disorot secara serius.

"Kehadiran PT GTS katanya sebagai contoh tata kelola sepak bola nasional yang lebih baik. Tapi, mereka luput bahwa suporter adalah salah satu aset yang harus dipelihara dan diedukasi dengan baik," ujar Richard.

"Salah satunya adalah menjamin keamanan dan kenyamanan suporter. Harus berani membuat skenario pengamanan yang profesional juga dong. Kalau langsung bikin kebijakan tanpa suporter, apa bedanya dengan pengelola sebelumnya?" beber Richard.

Kendati demikian, Jakmania bakal berupaya untuk menjalin komunikasi lanjutan dengan PT GTS dan pihak kepolisian agar keinginan untuk mendampingi Persija di Bandung bisa tercapai.

Berkaca pada Pengawalan Bobotoh di Jakarta

Jakmania masih ingat betul janji Kapolda DKI Jakarta kala itu, Tito Karnavian, yang bakal mempertimbangkan perlakukan yang sama jika suporter Persija tidak mengganggu kemanan final Piala Presiden antara Persib Bandung melawan Srwijaya FC, Oktober 2015.

Kala itu, Bobotoh mendapat pengawalan ekstra dari pihak kepolisian kala mendampingi Persib di Jakarta. Bobotoh dengan aman dan nyaman bisa memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno, untuk menyaksikan kemenangan Persib 2-0 atas Sriwijaya.

Selanjutnya, Bobotoh kembali menyambangi Jakarta setelah Persib kembali lolos ke final Piala Bhayangkara. Kala itu, Persib takluk 0-2 dari Arema pada laga final yang dihelat di SUGBK.

"Salah satu janji kepolisian pada saat itu adalah perlakuan yang sama ketika Jakmania ingin mendampingi Persija di Bandung. Inilah saatnya kita lihat apakah operator ISC dan kepolisian bisa memperlakukan kebijakan yang setara," tegas Richard.

Hal senada juga disampaikan Presiden Persija Ferry Paulus. Pengusaha asal Manado itu menilai kebijakan PT GTS yang melarang Jakmania ke Bandung adalah respons berlebihan.

"Kan sudah ada rekonsiliasi sebelumnya dan itu harus diambil nilai positifnya. Tidak boleh ada halangan bagi suporter tim tamu untuk datang, begitupun sebaliknya," ujar Ferry di Jakarta, Selasa (21/6).

Pihak kepolisian, lanjut Ferry, tidak seharusnya memiliki kekhawatiran berlebihan jika memiliki skenario ideal untuk mencegah potensi kericuhan antarsuporter. (jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER