Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, menyesali kegagalannya menemukan waktu yang tepat untuk melakukan strategi pergantian ban di GP Jerman, Minggu (17/7).
Dovizioso memimpin balapan sejak putaran ke-11 hingga ke-24, tapi pada garis finis ia hanya menjadi yang ketiga tercepat setelah Marc Marquez dan Cal Crutchlow.
Dovizioso salah strategi mengganti ban untuk merespons kondisi lintasan yang mengering setelah hujan berhenti. Ketika Marquez telah masuk pit untuk menukar motor dengan ban kering (
slick) sejak putaran ke-18, Dovizioso menundanya hingga putaran ke-23.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Strategi
flag-to-flag Marquez (langsung menggunakan ban kering dari ban basah), membuat pebalap Spanyol itu mampu memangkas selisih waktu. Dari semula tertinggal 40 detik sesaat setelah mengganti ban, Marquez telah mengambil alih posisi pertama di putaran ke-28.
Dovizioso tak menyerah dan terus memburu podium hingga putaran terakhir. Ia akhirnya sukses menyalip Scott Redding di tikungan terakhir.
Namun pebalap Italia itu menyesalkan keputusannya tidak mengganti ban lebih awal.
"Saya sangat kecewa karena kami memiliki kesempatan untuk berjuang mendapatkan kemenangan," kata Dovizioso seperti dikutip dari
Autosport.
Dovizioso mengatakan bahwa dengan keunggulannya di posisi pertama, ia sempat terpikir bisa menyelesaikan balapan tanpa mengganti ban. Apalagi saat itu balapan tersisa kurang dari 10 putaran.
"Ketika Anda sedang memimpin, Anda tidak ingin berhenti karena artinya Anda mengatur situasi lebih baik ketimbang para pebalap lainnya," kata Dovizioso. "Anda tidak pernah tahu bagaimana kondisi lintasan akan berubah setiap putarannya. Dan kami tidak memiliki alat komunikasi sehingga sangat sukar untuk memahaminya."
"Dengan delapan putaran tersisa hingga akhir, tidak terpikirkan bagi saya untuk berhenti -- saya kira saya akan menyelesaikan balapan seperti ini (dengan ban hujan)."
(vws)