Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih timnas senior, Alfred Riedl, harus memeras otak untuk menyeleksi skuat terbaiknya. Pasalnya, kebijakan Indonesian Soccer Championship (ISC) soal kuota pemain dari klub untuk timnas, membatasi pilihan bagi Riedl.
Riedl pun berharap ada tambahan kuota dari klub untuk pemain timnas. Seperti diketahui, klub-klub dan operartor ISC akhirnya sepakat, mereka hanya bisa memberikan maksimal dua pemainnya di timnas Piala AFF 2016.
"Saya pikir jumlah dua pemain masih kurang. Mungkin kalau maksimal tiga pemain di setiap klub sudah cukup dibandungkan hanya dua," ujar Pikal kepada
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pikal, persebaran pemain-pemain yang berpotensi masuk timnas tak merata di setiap klub. Arema Cronus atau Persib Bandung misalnya, ia menilai dua klub itu punya lebih banyak pemain berkualitas di bandingkan klub-klub lainnya.
Persib Bandung memiliki pemain seleksi yang paling banyak di timnas senior. Tercatat ada enam pemain Maung Bandung masuk skuat seleksi Garuda. Mereka adalah I Made Wirawan, Rudolof Yanto Basna, Kim Jeffrey Kurniawan, Rahmad Hidayat, Zulham Zamrun, dan Samsul Arif.
"Misalnya dengan kuota maksimal dua pemain, saya hanya bisa mengambil kiper dari Arema Malang satu, dan hanya boleh satu lagi ambil pemain dari klub itu," ucap Pikal.
Padahal, menurutnya, ada pemain lainnya yang melebihi kuota itu amat layak dipanggil timnas. "Sekarang kami coba dulu dengan kuota dua pemain apakah cukup bagi kami atau tidak," ungkapnya.
"Kalau memang tidak cukup, semoga saja ada tambahan dari klub sehingga kami bisa pakai maksimal tiga pemain di setiap klub, bukan dua pemain."
Kebijakan membatasi kuota diputuskan karena klub masih membutuhkan pemain untuk berlaga di ISC yang terus bergulir di tengah agenda persiapan timnas.
Bentrok jadwal ISC dan agenda timnas terjadi lantaran kompetisi domestik Indonesia tahun ini tidak menyesuaikan kalender FIFA. Sebab, ISC sejatinya kompetisi di luar PSSI yang digelar di tengah sanksi pembekuan FIFA saat itu untuk menjaga penghidupan pelaku sepak bola nasional.
Sanksi pembekuan PSSI baru dicabut pada Mei 2016 lalu dan Indonesia sudah bisa mengikuti Piala AFF yang akan digelar November dan Desember 2016.
Meski demikian, seperti disampaikan Pikal, Riedl justru tak setuju jika kompetisi ISC harus berhenti karena adanya agenda timnas. "Menurut Riedl, justru biarkan kompetisi tetap berjalan." ujar Pikal.
"Dengan bergulirnya kompetisi, para pemain masih bisa menjaga kebugarannya sehingga tak perlu dari awal lagi meningkatkan kebugaran stamina para pemain di timnas."
(bac)