Ferry Paulus: Bahasa Jadi Kendala Utama Camargo

Jun Mahares | CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 14:31 WIB
Selain tak mampu mendongkrak performa Persija Jakarta, faktor komunikasi antara pelatih dan pemain turut menjadi kendala utama.
Paulo Camargo resmi menanggalkan jabatan pelatih Persija Jakarta. (CNNIndonesia.com/Jun Mahares)
Jakarta, CNN Indonesia -- Paulo Camargo resmi menanggalkan jabatan Pelatih Persija Jakarta, Selasa (2/8). Keputusan tersebut diambil sebagai bentuk tanggung jawab terhadap rentetan hasil buruk di Indonesian Soccer Championship (ISC) 2016.

Manajemen Persija Jakarta membeberkan alasan penyebab menurunnya prestasi Macan Kemayoran menjelang akhir putaran pertama ISC. Faktor komunikasi antara pelatih dan pemain diangap sebagai kendala utama.

Camargo yang berasal dari Brasil dinilai kesulitan untuk berbicara secara rinci, baik ketika menggunakan bahasa Inggris apalagi bahasa Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari segi taktik dan kepemimpinan di lapangan, tidak ada masalah. Namun, faktor kendala bahasa jadi persoalan utama," kata Presiden Persija, Ferry Paulus, yang dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/8).

Menurut Ferry, penerjemah yang ditugaskan, Denimar Carlos, pun sering kali tidak maksimal. "Mungkin penerjemah tidak bisa menjelaskan secara utuh kepada pemain. Karena mungkin penekanan bahasa itu kan beda-beda," ujarnya.

Ferry sendiri mengalami persoalan yang sama. Mantan pelatih Persibo Bojonegoro tersebut sering kali tidak mampu memaparkan evaluasi secara gamblang. Baik yang dilakukan secara lisan maupun dengan tulisan.

"Saya pernah berdiskusi via whats app dengannya tapi kurang puas. Soalnya saya sudah tulis panjang lebar, sementara dia jawabannya sangat singkat dan tidak sampai ke sasaran."

Meski demikian, Ferry tetap mengucapkan terima kasih kepada Camargo. Pelatih asal Brasil itu dinilai sempat memberikan warna baru di Persija.

"Dia seorang motivator yang baik. Di awal-awal dia mampu memberikan warna baru terhadap permainan Persija di lapangan. Namun, dia memutuskan mundur karena tidak mampu mengangkat permainan Persija di beberapa laga terakhir."

Positif di Awal Musim ISC

Camargo didatangkan pada Februari 2016 untuk memimpin Persija berlaga di Piala Bhayangkara. Namun, tim ibu kota gagal meraih gelar juara setelah takluk 0-1 dari Arema Cronus di semifinal.

Sebenarnya kepemimpinan Camargo di awal kompetisi ISC cukup menjanjikan. Itu dibuktikan ketika mampu menahan imbang 1-1 Persipura Jayapura di Jayapura dan diikuti dengan raihan kemenangan pada dua laga berikutnya.

Prestasi Persija meolorot setelah menuai kekalahan dari Sriwijaya FC yang diwarnai kerusuhan antara suporter dan pihak keamanan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, akhir Juni lalu.

Performa Persija kemudian menurun drastis dengan rekor tak pernah menang dalam lima laga terakhir. Terdekat, tim berlambang Monas tersebut takluk 1-2 dari Bhayangkara Surabaya United.

Prestasi minor ini akhirnya mendesak Camargo mundur dan diikuti pelatih fisik, Nimrot Manalu yang juga pernah bekerja sama dengannya di Persibo Bojononegoro.

"Saya memutuskan mengundurkan diri karena saya rasa tim ini butuh penyegaran dengan mendatangkan pelatih baru," ujar Camargo.

Manajemen Persija terpaksa menunjuk asisten pelatih, Jan Saragih, sebagai caretaker hingga kedatangan pelatih anyar. (jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER