Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan pasangan ganda putri China, Tang Yuanting/Yu Yang yang menjadi lawan terberat pebulutangkis Indonesia, Greysia Polii, di ajang Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil. Bukan juga pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, yang menjadi unggulan pertama ganda putri di Olimpiade 2016.
Yang menjadi lawan terberat Greys, menurut atlet 28 tahun itu, adalah dirinya sendiri.
"Olimpiade itu bukan hanya soal main teknik dan fisik. Karena di ajang Olimpiade semua atlet berpikir bahwa Olimpiade merupakan kejuaraan yang besar. Jadi yang lebih berpengaruh adalah melawan mental diri sendiri, mengalahkan diri kita sendiri," kata Greys saat berbincang kepada
CNNIndonesia.com sebelum keberangkatannya ke Brasil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya bisa menguasai diri saya sendiri, otomatis bermain akan enak. Jadi menurut saya itu yang utama. Bukan lagi soal lawan China, Korea Selatan, dan lainnya, tapi lebih kepada kendali pikiran saya agar bermain tidak berlebihan. Itu saling memengaruhi."
Greys akan tampil di Olimpiade bersama Nitya Krishinda Maheswari. Di babak penyisihan ia tergabung di Grup C melawan Mun/Wei, Heather Olver/ Lauren Smith (Inggris) dan Poon Lok Yan/Tse Ying Suet (Hong Kong).
Bagi Greys, bermain di Olimpiade merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan dan didapatkan lewat perjuangan yang berat.
"Ingin masuk tim Olimpiade saja susah sekali, dan mimpi itu (dapat medali di Olimpiade) pasti ada. Dan keinginan atau target mendapat medali itu selalu akan ada kalau kita main di Olimpiade.
"Tapi sekali lagi, kita memang boleh bermimpi besar. Namun kami harus lupakan mimpi itu dan melakukan yang terbaik di Olimpiade. Kami ingin
peak performance kami nanti ada di Olimpiade," ucap Greys.
 Greysia Polii mengatakan bahwa lawan terberatnya di Olimpiade adalah dirinya sendiri. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Butuh waktu yang lama untuk Greys sampai akhirnya ia dan Nitya menjadi pasangan ganda putri yang disegani.
Sejak menjadi anggota tim Uber Indonesia pada 2008 dan berpasangan dengan Jo Novita, Greys selalu berjuang untuk dapat masuk ke jajaran pebulutangkis dunia. Suka-duka dan jatuh-bangun ia telan demi mewujudkan mimpinya.
Peringkat dunia Greys dan Nitya terakhir berada di posisi keempat dunia dengan perolehan 77.099 poin, terpaut 10.194 poin dari pasangan Jepang Matsutomo/Takahashi yang merupakan ganda putri nomor satu dunia.
Kendati begitu, Greys tetap percaya diri menyambut Olimpiadenya yang kedua sepanjang delapan tahun berkarier di dunia bulu tangkis.
"Saya selalu mengembalikan semuanya kepada Tuhan. Saya sudah tahu dari dulu saya bermain bulu tangkis untuk apa. Tuhan yang kasih saya kekuatan untuk saya bisa bermain seperti ini," ujar peraih medali emas Asian Games 2014 tersebut.
"Target kami di Olimpiade untuk bisa menyumbangkan medali dan membawa nama baik bangsa ini. Itu tujuan kami sesungguhnya," ujarnya menambahkan.
(vws)