Hosszu, Wanita Besi Penghancur Rekor Dunia di Olimpiade Rio

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 07 Agu 2016 16:08 WIB
Empat tahun lalu, Katinka Hosszu pulang dari Olimpiade London dengan kesedihan. Di Rio De Jenairo, ia sukses membuktikan dirinya tak hancur di bawah tekanan.
Katinka Hosszu menjadi pemecah rekor dunia pertama di Olimpiade 2016. (REUTERS/Stefan Wermuth)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lima kali menjadi juara dunia tapi tak pernah mendapatkan emas di tiga Olimpiade pertamanya, Katinka Hosszu akhirnya menebus hal itu dengan sebuah medali emas di nomor 400 meter gaya ganti perseorangan di Olimpiade Rio De Janeiro.

Perenang asal Hungaria itu juga menghancurkan rekor dunia yang dicetak perenang China Ye Shiwen di Olimpiade 2012 dengan selisih yang mencengangkan.

Sempat berpeluang memecahkan rekor dunia itu pada sesi kualifikasi, Hosszu sempat berselisih hingga 5,25 detik ketika ia memasuki gaya terakhir yaitu gaya punggung. Penonton pun memberikan sorak-sorai padanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hosszu kemudian mencatatkan waktu empat menit 26,36 detik dan memangkas rekor dunia Shiwen hingga 2,07 detik. Ia adalah atlet pertama yang memecahkan rekor dunia di Olimpiade 2016.

"Sejujurnya saya bahkan tidak melihatnya, ia sangat jauh di depan," kata peraih medali perak, Maya DiRado, dari Amerika Serikat.

Empat tahun lalu, perenang yang dijuluki Si Wanita Besi itu adalah unggulan pertama untuk merebut emas, tapi pada akhirnya hanya finis di peringkat empat. Ia datang ke Rio De Janeiro dengan keyakinan hasil buruk itu tidak akan terjadi lagi.

"Saya telah mengincar rekor dunia itu selama beberapa waktu," katanya. "Sudah lebih dari tujuh tahun saya memikirkannya."

"Renang pada pagi ini (kualfiikasi) sangat mendekati rekor itu... saya tahu saya bisa melaju lebih kencang. Sejujurnya saya tidak berpikir bisa melaju sekencang ini. Sangat tidak bisa dipercaya jika saya mampu memecahkannya dengan selisih sebesar ini."

Turun di empat nomor renang lainnya, Hosszu berjanji akan bersenang-senang dan menikmati waktunya sebagai pembalasan kesedihan yang ia alami empat tahun lalu.

"Ini perjalanan yang sangat panjang untuk saya," katanya.

"Pada 2012, setelah lulus kuliah dan berubah menjadi perenang profesional, saya sempat mengira London adalah waktu untuk saya tampil. Saya merasakan banyak sekali tekanan dan juga super-gugup jelang final."

"Saya ingat tidak menikmatinya, saya hanya ingin agar semua itu cepat berakhir. Saya merasa ketakutan yang akan terjadi jika saya tidak menang."

Setelah London, kekasih Hosszu yaitu Shane Tusup, menjadi pelatih pribadinya dan kemudian keduanya menikah. Bersama-sama, mereka menghadapi Rio De Janeiro dengan cara berbeda.

"Saya bersenang-senang," katanya. "Sebelum datang ke Rio saya sempat risau bahwa jika saya telah sampai di sini saya akan merasakan hal yang sama seperti di London."

"Tapi saya tidak merasakannya sama sekali. Saya sangat percaya diri dan tenang."

"Orang-orang menyangka saya akan hancur di bawah tekanan... tapi ini terasa sangat menyenangkan."

"Saya telah berlatih melalui empat tahun terakhir, saya tak pernah libur lebih dari sehari...dan hal ini berhasil!" (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER