LIVE CHAT: Liga Primer Inggris Dimulai

Selama satu jam, pemimpin redaksi CNNIndonesia.com akan berdiskusi soal Liga Primer Inggris musim 2016/2017. Sila kirimkan pertanyaan Anda.
Live chat sudah berakhir. Terima kasih telah mengikuti Live Chat pertama CNNIndonesia.com. Mohon maaf karena tidak semua pertanyaan bisa terjawab karena keterbatasan waktu dan keterbatasan kecepatan menulis. Ke depannya akan kami cari format yang lebih baik lagi.

Sampai jumpa

Jumat, 12 Agustus 2016
  • Soal prediksi Liga Primer 2016/2017

    19:03
    Pertanyaan dari Twitter @rendobenz
    Sekaligus pertanyaan dari Dwi Joko Prabowo: #AskDalipin68 yg punya kans terbesar untuk juara Liga siapa?
  • Jawaban soal Liverpool

    18:58
    Nanti beli buku saya saja. Ada penjelasannya mengapa Liverpool pernah begitu perkasa dan kemudian terpuruk hingga sekarang.
  • Jawaban soal Liverpool

    18:54

    Nanti beli buku saya saja. Ada penjelasannya mengapa Liverpool pernah begitu perkasa dan kemudian terpuruk hingga sekarang.

  • Jawaban soal Liverpool

    18:51
    Nanti beli buku saya saja. Ada penjelasannya mengapa Liverpool pernah begitu perkasa dan kemudian terpuruk hingga sekarang.
  • Yang Ditunggu-tunggu soal Liverpool

    18:49

    Ada beberapa pertanyaan senada soal Liverpool di kolom komentar.

    1) Dari @arya.d

    Om Dalipin, kenapa Liverpool belum pernah juara EPL sejak..... (hmmmm.. lupa sejak kapan) Kira-kira ada kendala apa ya Mas?

    2) Dari @jojono2010

    Apa masalah yg terjadi di kubu liverpool? tak berbelanja banyak sehingga harusnya bisa mendatangkan 1-2 bintang, sudah memiliki talenta muda, pelatih yg cukup mumpuni untuk membangun tim, suporter yang kuat sehingga dukungan mengalir, pemain yang lengkap dan flexible untuk bermain dengan formasi apa pun. namun semua nya tampak nihil.
  • Soal EPL Jadi Liga Terpopuler

    18:43
    Faktor kejutan menjadi salah satu alasan kenapa Liga Primer sangat populer. (Reuters / Carl Recine)
    Untuk menjadi yang terpopuler atau terbaik saya kira ditentukan oleh beberapa hal, bukan sekadar mutu permainan –untuk yang satu inipun kita perlu berdebat. 

    Tetapi juga kerapian penyelenggaraan, faktor kedekatan dengan penonton, ketidakterdugaan hasil pertandingan, persaingan bersegi banyak bukan hanya satu dua klub, sejarah, gaya bermain (kick and rush banyak diejek tetapi sebagai sebuah tontonan sangat atraktif), dan tentu saja marketing yang hebat. Sebagai sebuah kemasan hiburan tidak ada yang lebih baik dari Liga Primer hingga saat ini. Di tahun 1980an jangan lupa, Seri A adalah yang terbaik untuk urusan ini. Tetapi kemudian dihinggapi banyak persoalan korupsi, pengaturan skor dll hingga akhirnya ambruk. La Liga kerepotan untuk mengangkat diri karena hanya dua klub yang menonjol: Barcelona dan Real Madrid. Sekali-kali ada Valencia, Atletico Madrid, atau yang lain tapi tidak cukup kuat untuk menyaingi dominasi kedua klub itu.
  • Pertanyaan dari @garagerocker_165 (Diego Mandela Basro)

    18:40
    Mas dalipin sebenarnya bagaimana sih liga inggris dapat menjadi liga terpopuler di dunia saat ini?. Padahal kalau ditelisik lebih seksama la liga merupakan tempat berkumpulnya pemain2 terbaik di dunia saat ini, raihan prestasi tim2nya di pentas internasional pun sangat bagus, maka mengapa la liga tidak mendapat predikat "liga terbaik di dunia?"
  • Jawaban untuk akun Twitter @pendekarsilat11

    18:38
    1. Tidak menjawab pertanyaan yang sifatnya personal. 2. Ini Liga Primer Inggris dan bukan Liga Indonesia
  • Pertanyaan dari akun Twitter @pendekarsilat11

    18:34
    Pertanyaan dari akun Twitter @pendekarsilat11
  • Jawaban Tentang Arsene Wenger

    18:27
    Jawaban untuk akun Twitter @mildandaru dan @esviai:

    Delapan tahun pertama Arsene Wenger adalah keluarbiasaan. Menampilkan permainan indah, menghadirkan tim invincibles, memenangi Liga Primer tiga kali dan Piala FA enam kali. Saya kira delapan tahun keemasan tertanam di benak terlalu dalam bagi pengurus Arsenal. Sepertinya mereka berharap masa keemasan akan datang lagi.

    Dan dari yang delapan tahun masa keemasan itu Arsene membangun ulang Arsenal sebagai klub (modern). Dari segi bisnis, fasilitas, citra klub dll. Dalam hal ini ia persis seperti Alex Ferguson. Bedanya Ferguson bisa terus bertahan mendulang juara hingga kemundurannya, Arsene di delapan tahun berikutnya kosong gelar hingga kemudian mendapatkan Piala FA 2013/2014.

    Sampai kapan Arsene akan bertahan? Menurut saya hingga pengurus Arsenal memilih prestasi lebih dari sekadar kerajaan bisnis yang sukses.
  • Dua Pertanyaan Serupa dari Twitter

    18:23
    Pertanyaan dari akun Twitter @mildandaru
    Pertanyaan serupa juga dikirimkan oleh @esviai: "Kapan Arsene Wenger turun tahta?
  • Jawaban untuk Novandiet Eersta

    18:17

    Man United menurut saya memang satu langkah di depan klub-klub lain di Inggris dalam hal pencitraan. Bukan itu saja, mereka adalah klub yang paling awal sadar bahwa pencitraan itu bisa diconvert menjadi sebuah keuntungan bisnis. Mereka klub pertama yang sadar mengkapitalisasi sejarah, sosok pelatih, sosok pemain, dan tentu saja prestasi di lapangan.

    Kalau kita batasi pembicaraan hanya soal pemain dan hanya di era Liga Primer saja, maka kita akan sadar ada pola di Man United untuk selalu mempunyai pemain yang bisa mereka jual habis-habisan untuk menangkap imajinasi penggemarnya. Kita akan berbicara tentang Bryan Robson, Eric Cantona, David Beckham, Cristiano Ronaldo, mungkin sekarang Paul Pogba dan Zlatan Ibrahimovic.

    Bukan sekadar bintang, tetapi bintangnya bintang. Karena kalau sekadar bintang Man United selalu punya cukup orang. Figur yang larger than life. Mengesalkan mungkin buat orang lain, tetapi keberadaannya tak bisa diabaikan. Baik di lapangan sepakbola ataupun di luar lapangan. Pola yang sangat khas Man United.
  • Pertanyaan dari Novandiet Eersta

    18:11
    Saya tertarik dengan kebijakan transfer Manchester United musim ini. Didahului dengan ditunjuknya Jose Mourinho sebagai manajer yang kerap memberikan komentar-komentar yang menarik ketika diwawancarai, MU juga mendatangkan Zlatan Ibrahimovic dan Paul Pogba. Ibra merupakan sosok yang terkenal akan pilihannya untuk melakukan self-branding sebagai sosok yang arogan dan invicible. Sedangkan Pogba kerap menjadi sorotan, disamping karena peforma ciamiknya di atas lapangan, karena berbagai macam gaya rambut yang dipilihnya dan menjadi trend-setter dab style di kalangan pesepakbola. Dengan adanya tiga sosok yang disukai media ini, apakah pak Dalipin melihat ada pendekatan tersendiri dari pihak klub, seperti mungkin meningkatkan citra klub di mata media?
  • Jawaban untuk akun Twitter @Ismeliala

    18:09
    Saya tidak cukup yakin baik Burnley, Middlesbrough, dan Hull City akan bisa memberi kejutan kalau yang dimaksud menjadi juara. Terlalu berat untuk itu.

    Biasanya klub promosi membutuhkan waktu dan masa aklitimisasi di Liga Primer katakanlah semusim dua musim. Dan target mereka biasanya memang hanya bertahan dulu.

    Jangan menggunakan Leicester sebagai ukuran. Itu anomali. Kalau tak salah yang terjadi dengan Leicester adalah promosi, bertahan satu musim dan hampir terdegradasi, baru kemudian juara.
  • Pertanyaan dari akun Twitter @Ismeliala

    18:02
    Pertanyaan Live Chat dari @Ismeliala
  • Jawaban Fenomena Pelatih Top di Liga Primer

    17:58
    Jawaban untuk pertanyaan Rizky Aditya:

    Anda harus ingat bahwa Liga Primer itu sebuah bisnis. Tentu yang mereka jual adalah permainan di lapangan yang selama ini harus diakui memang atraktif. Dan biasanya apa yang terjadi di lapangan diselipi narasi persoalan kebangkitan klub, sejarah persepakbolaan Inggris, pemain hebat yang bermain di Liga Primer, dll. Lalu dikemas sedemikian rupa agar orang tertarik untuk menontonnya.

    Ini untuk pertama kalinya, seingat saya, Liga Primer dalam jualannya mengedepankan nama-nama pelatih hebat yang sudah anda sebut disamping beberapa lainnya yang sudah ada seperti Juergen Kloop, Claudio Ranieri, Mauricio Pochettino, dan Arsene Wenger. Narasinya untuk musim ini adalah itu: bertarungnya pelatih-pelatih hebat di Liga Primer. Penyelenggara Liga Primer sangat jeli dalam hal ini, melihat peluang ini.

    Kalau anda bertanya tentang serunya Liga Primer dengan kedatangan para pelatih hebat itu, jawab saya tanpa merekapun Liga Primer itu selalu seru. Ketika kita mulai berbicara tentang betapa serunya Liga Primer kedatangan pelatih-pelatih hebat itu, dalam beberapa hal kita telah termakan oleh narasi jualan penyelenggara Liga Primer. Tak apa. Toh harus diakui kita memang menunggu-nunggu.
  • Pertanyaan dari Rizky Aditya

    17:55
    Ada beberapa nama pelatih top yang akan menunjukkan kebolehannya di Liga Inggris, seperti Jose Mourinho, Antonio Conte, Pep Guardiola, dan lain-lain. Bagaimana pak Dalipin melihat fenomena keseruan Liga Inggris musim ini?
  • Jawaban Untuk @br4t4

    17:52
    Saya menerima pertanyaan dan memberi jawaban tetapi tidak bisa mengabulkan harapan dan doa :))))))
  • Pertanyaan Kedua dari Twitter

    17:50
    Pertanyaan ini datang dari akun @br4t4.
    Pertanyaan dari Twitter @br4t4

    Yang ingin mengajukan pertanyaan via Twitter, silakan pakai tagar #askdalipin68.
  • Peluang Klub-klub Inggris di Kompetisi Eropa?

    17:47
    Jawaban saya: Sebagai penggemar sepakbola Inggris saya berharap mereka berprestasi bagus di Eropa. Tapi saya kesulitan melihat hal itu akan terjadi.

    Beberapa klub Inggris yang terlibat di Eropa sedang menata ulang fondasi tim. Bukan hanya satu dua pemain. Tetapi tulang punggung tim. Misal Man City untuk Liga Champions dan Man United di Liga Europa. Membutuhkan setidaknya satu musim agar benar-benar bisa menyatu.

    Arsenal dibawah Arsene Wenger tidak pernah benar-benar bisa bersinar di Eropa dengan hanya sekali masuk final Liga Champions. Saya kira mereka butuh ide baru. Tottenham tidak konsisten sama sekali.

    Leicester tidak cukup punya pengalaman. Saya kira pemain mereka akan terkejut dan gugup bermain di Liga Champions (atau semoga mereka memberi kejutan seperti musim lalu ketika juara Liga Primer).

    Southampton dan West Ham mungkin akan bisa cukup jauh berpartisipasi di Liga Europa, tapi tak akan juara.
  • Apakah Pogba dan Stones Pantas Dihargai Mahal?

    17:43
    Jawaban saya: Pantas. Dalam pengertian pasarlah yang menentukan harga. Dan harga di pasar tidaklah ditentukan oleh apapun juga kecuali hukum permintaan dan ketersediaan. Kalau memang ada klub yang yang cukup punya duit dan tersedia pemain yang dianggap diperlukan, harga berapa saja akan dikejar.

    Serta biasanya klub punya perhitungan dan strategi sendiri untuk melakukan kapitalisasi dengan keberadaan pemain yang bersangkutan. Sehingga harga yang dianggap ‘’mahal’’ itu bisa dibayar tuntas atau setidaknya sebagian terbayarkan. Ini dari sisi material.

    Yang tidak bisa dihitung secara material adalah kalau pemain yang bersangkutan berperan penting membawa kejayaan klub. Bukankah itu alasan pertama mengapa seorang pemain (mahal) dibeli. Dan sebetulnya masih ada nilai materialnya kalau betul yang bersangkutan membawa kejayaan klub, karena kejayaan klub bisa di convert menjadi hal yang bersifat material: menarik penggemar baru –memperbesar basis supporter—yang berarti memperluas pasar, memperkuat posisi tawar berhadapan dengan sponsor, dll.
  • Pertanyaan Pertama dari Adityo Satrio

    17:40
  • Haloooooo

    17:53