Jakarta, CNN Indonesia -- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mampu meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Melihat usia yang tak lagi muda, bagaimana kelanjutan duet Tontowi/Liliyana setelah ini?
Sejak berpasangan enam tahun lalu, Tontowi/Liliyana telah berhasil meraih sejumlah gelar bergengsi, mulai dari titel Kejuaraan Dunia, tiga trofi All England, perak Asian Games dan sederet gelar super series premier.
Karena usia Tontowi saat ini 29 tahun dan Liliyana bakal 31 tahun pada September mendatang, maka salah satu pertanyaan yang dinanti jawabannya adalah bagaimana kiprah duet Tontowi/Liliyana setelah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam menjawab hal ini, sosok Liliyana memegang peranan penting karena dirinyalah yang sudah mulai dikaitkan dengan isu gantung raket dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara itu Tontowi sudah dengan tegas menyatakan bahwa usianya saat ini masihlah jauh dari rencana pensiun dari bulutangkis.
Liliyana telah lebih dari satu dekade menjadi tulang punggung bulutangkis Indonesia. Tiga gelar juara dunia, satu medali emas dan satu medali perak Olimpiade yang ada di genggamannya membuktikan bahwa dirinya telah banyak memberikan kegembiraan bagi Indonesia.
Pada beberapa momen terakhir, Liliyana sering membicarakan tentang pensiun namun belum pernah memberikan jawaban yang pasti tentang jadwal pensiun yang ia rencanakan.
Bila Tontowi/Liliyana kalah di Olimpiade kali ini, maka sepertinya peluang Liliyana untuk pensiun dalam waktu dekat bakal lebih besar. Namun dengan keberhasilan Liliyana meraih emas, maka peluang untuk melihat Liliyana berada di lapangan kini justru lebih difavoritkan.
Liliyana adalah seorang pemenang dan ia sudah ada di papan atas sejak usia belasan. Munculnya ide-ide untuk pensiun dalam beberapa waktu belakangan tak lepas dari kemerosotan performa Tontowi/Liliyana. Lantaran sering kalah, ada pikiran bahwa ia tak lagi mampu bersaing dan sudah saatnya ia menarik diri dari kompetisi.
Dengan emas Olimpiade di tangan, hal ini memang bakal jadi momen terindah untuk menarik diri. Namun di sisi lain, kemenangan ini akan memantik kembali kepercayaan diri Liliyana. Liliyana akan kembali yakin bahwa ia masih layak berada di papan atas dunia.
Hal itu pun mendorong peluang untuk melihat eksistensi Tontowi/Liliyana di lapangan dalam kurun waktu yang lebih lama.
Untuk sampai Olimpiade Tokyo 2020, harapan tersebut tentunya terlalu muluk. Namun berharap melihat Tontowi/Liliyana hingga Asian Games 2018, hal tersebut masihlah logis.
Tontowi/Liliyana telah meraih banyak gelar bergengsi dalam perjalanan karier mereka. Namun ada sejumlah gelar yang masih jadi buruan dan membuat mereka penasaran.
Di tahun depan, ada Piala Sudirman 2017. Tontowi/Liliyana belum pernah mengantar Indonesia meraih Piala Sudirman dan edisi tahun esok layak dijadikan kesempatan terakhir bagi duet tersebut untuk mencobanya.
Setahun berselang, ada Asian Games. Tontowi/Liliyana 'hanya' meraih perak di edisi 2014 lalu dan dua tahun mendatang Indonesia akan jadi tuan rumah Asian Games. Medali emas Asian Games pantas jadi perburuan terakhir Tontowi/Liliyana sebelum mengucapkan salam perpisahan langsung di lapangan pada publik Indonesia.
Mana yang akhirnya jadi jalan Tontowi/Liliyana?
(ptr)