Kemenpora Segera Evaluasi Prestasi Indonesia di Olimpiade

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Jumat, 19 Agu 2016 11:51 WIB
Perolehan satu medali emas dan dua perak pada Olimpade 2016, lebih baik dibandingkan Olimpiade 2012 yang hanya meraih satu perak dan satu perunggu.
Indonesia meraih perolehan yang lebih baik di Olimpiade 2016 dengan meraih satu emas dan dua perak. (Jamie Squire/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemenpora RI akan segera melakukan evaluasi terkait pencapaian Indonesia di ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Brasil. Indonesia menyudahi perjuangan dengan meraih satu emas dan dua perak.

Perolehan itu lebih baik ketimbang Olimpiade 2012 London yang hanya meraih satu perak dan satu perunggu dari cabang angkat besi. Dengan perolehan itu, Indonesia berada di peringkat ke-63.

Di Olimpiade kali ini, satu-satunya emas dipersembahkan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dari cabang olahraga bulutangkis. Sedangkan dua medali perak diperoleh Sri Wahyuni Agustuani dan Eko Yuli Irawan dari angkat besi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perolehan medali ini membuat Indonesia berada di peringkat ke-40 klasemen sementara Olimpiade 2016, hingga berita ini diturunkan.

"Pasti nanti mereka (atlet) akan duduk bareng bersama kami, pihak Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas) dan PB (Pengurus Besar cabang olahraga terkait). Pasti kami akan memastikan plus-minus Olimpiade ini sebagai persiapan untuk tidak hanya 4 tahun yang akan datang, tapi persiapan SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Kami akan minta pertanggungjawaban dari PB," kata Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Gatot S. Dewa Broto.

Kendati begitu, perolehan medali itu sudah cukup untuk membuat Menpora RI, Imam Nahrawi, puas.

"Sudah lama kita menunggu sejak di Olimpiade 2008, dan Alhamdulillah sekarang tercapai. Tentu ini era baru bagi kita semua untuk benar-benar menyiapkan sebuah rencana besar bahwa Indonesia harus bisa lebih besar kirim atlet dan lebih banyak bawa medali. Kita tidak boleh puas pada level tertentu, tapi puas bawa medali olimpiade," ucap Imam.

Lebih lanjut, Imam juga mengingatkan bahwa mendatang ia akan lebih serius dalam meningkatkan kualitas pembinaan usia dini agar kelak Indonesia memiliki banyak atlet yang dapat bersaing di dunia internasional.

"Saya pikir ini merupakan tanggung jawab kita semua. Pembinaan usia dini tak hanya harus dilakukan, tapi juga diujicobakan, ditandingkan, dan dikompetisikan.

"Di cabang olahraga sepak bola, misalnya. Saya betul-betul mendorong agar kompetisi dilakukan sejak usia dini dan itu kita mulai dari usia 14 tahun, 16 tahun, 18 tahun. Itu salah satu cabor, tentu nanti kami harus lebih fokus lagi," ucapnya.

Imam pun ingin agar Kemenpora dapat segera duduk satu meja dengan pengurus cabor untuk membicarakan hal-hal yang jadi prioritas termasuk pembinaan atlet.

"Semua harus dilakukan secara efektif di tengah-tengah keterbatasan pendanaan. Ke depannya, kami juga harus cari opsi-opsi yang lebih besar terkait kekurangan dana ini," ujar Imam. (bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER