Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Bulutangkis Indonesia berhasil pulang dari Olimpiade Rio de Janeiro dengan raihan satu emas. Hasil ini membuat Tim Bulutangkis Indonesia kembali melanjutkan tradisi emas yang sempat terputus di tahun 2012.
Sebelum keberangkatan, Rexy Mainaky mengatakan bahwa perolehan satu emas sudah akan terhitung sukses bagi Indonesia lantaran ketatnya persaingan yang ada. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil menjawab harapan namun wakil lainnya gagal pulang dengan medali di tangan.
Berikut rekap penampilan para pebulutangkis Indonesia menurut CNNIndonesia.com:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tommy SugiartoNilai : 5Tommy Sugiarto mendapatkan jalur undian yang terbilang cukup terbuka dan membuatnya berpeluang melaju jauh di Olimpiade kali ini.
Langkah Tommy terlihat bakal mulus saat ia dengan mudah menjadi juara grup dengan menaklukkan Howard Shu dan Osleni Guerrero.
 Tommy Sugiarto mengaku bermain dengan kondisi cedera di babak perempat final. (REUTERS/Marcelo del Pozo) |
Penampilan antiklimaks Tommy kemudian ada di babak 16 besar. Menghadapi Rajiv Ouseph dari Inggris Raya, Tommy malah kalah dan gagal melaju ke perempat final. Padahal Rajiv di atas kertas merupakan lawan yang bisa ditaklukkan oleh Tommy
Linda WenifanetriNilai : 4Sejak awal, Linda Wenifanetri memang tak terlalu dijagokan bisa meraih medali di nomor tunggal putri. Namun dua kekalahan yang ditelan oleh Linda di babak penyisihan benar-benar menunjukkan bahwa Linda tak mampu menampilkan kerja keras yang telah ia lakukan selama masa persiapan.
 Linda Wenifanetri gagal menunjukkan penampilan terbaik di Olimpiade. (REUTERS/Marcelo del Pozo) |
Linda langsung mengalami pukulan telak lantaran kalah dari pebulutangkis Vietnam, Vu Thi Trang dengan skor 12-21, 11-21. Kekalahan ini seolah lebih dulu mengubur peluang lolos Linda. Di laga kedua, Linda tumbang di tangan peraih medali perunggu, Nozomi Okuhara, 12-21, 12-21.
Mohammad Ahsan/Hendra SetiawanNilai : 5Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan adalah salah satu ujung tombak Indonesia untuk meraih medali emas di Olimpiade kali ini. Dalam empat tahun terakhir, Ahsan/Hendra selalu berhasil menunaikan misi mereka di turnamen besar, seperti Kejuaraan Dunia 2013 dan 2015, serta Asian Games 2014.
Karena itu cukup mengejutkan melihat Ahsan/Hendra harus terhenti di babak penyisihan. Setelah melewati laga lawan Manu Attri/Summeth Reddy dengan baik, Ahsan/Hendra mendapat kesulitan besar saat berduel lawan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa di pertandingan kedua.
 Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan banyak melakukan kesalahan hingga akhirnya tumbang di babak penyisihan. (REUTERS/Marcelo del Pozo) |
Ahsan/Hendra kalah dari Endo/Hayakawa dan hal itu sendiri lebih disebabkan lantaran banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh Ahsan/Hendra, terutama kesalahan dalam hal servis.
Kekalahan dari Endo/Hayakawa sepertinya masih membayangi Ahsan/Hendra di laga akhir lawan Chai Biao/Hong Wei. Ahsan/Hendra benar-benar tak bisa tampil tenang dan mendapatkan ritme permainan terbaik mereka. Mimpi meraih medali emas pun sudah harus mereka akhiri dengan cepat.
Greysia Polii/Nitya Krishinda MaheswariNilai : 7Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang berhasil meraih emas Asian Games 2014 menjadi salah satu wakil yang diharapkan bisa meraih medali di Rio de Janeiro kali ini.
Performa Greysia/Nitya terlihat sangat menjanjikan di babak penyisihan grup. Tiga lawan yang mereka hadapi di babak penyisihan berhasil mereka libas dengan cara yang sangat meyakinkan.
 Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tak mampu lolos dari adangan Tang Yuanting/Yu Yang. (REUTERS/Marcelo del Pozo) |
Sayangnya, langkah hebat Greysia/Nitya terhenti di babak perempat final. Menghadapi unggulan kedua di perempat final, Tang Yuanting/Yu Yang, Greysia/Nitya gagal menerapkan strategi mereka dengan baik.
Setelah sempat merepotkan Tang/Yu di awal permainan, Greysia/Nitya justru lebih sering tertekan sepanjang pertandingan dan akhirnya tumbang.
Praveen Jordan/Debby SusantoNilai : 7Praveen Jordan/Debby Susanto juga jadi harapan Indonesia setelah pada tahun ini mampu menyabet titel All England.
Berada di grup yang terbilang berat, Praveen/Debby mampu lolos dengan status sebagai runner up grup di bawah Zhang Nan/Zhao Yunlei.
 Praveen Jordan/Debby Susanto gagal melaju lebih jauh karena kalah oleh Tontowi/Liliyana di babak perempat final. (REUTERS/Marcelo del Pozo) |
Sayangnya, undian membawa mereka bertemu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di babak perempat final. Dalam duel sesama pemain Indonesia ini, Praveen/Debby tumbang dan harus mengakhiri petualangan mereka di Olimpiade kali ini.
Tontowi Ahmad/Liliyana NatsirNilai : 10Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir layak mendapatkan nilai sempurna di Olimpiade kali ini. Bukan hanya lantaran mereka mampu mendapatkan medali emas tanpa kehilangan satu game pun, namun juga karena mereka sukses mengatasi tekanan yang sangat besar.
 Tontowi/Liliyana mampu mengatasi tekanan besar yang ada di hadapan mereka. (REUTERS/Marcelo del Pozo) |
Dari hari ke hari, Tim Bulutangkis Indonesia mendapatkan kejutan tak menyenangkan, mulai dari tumbangnya Ahsan/Hendra, kalahnya Linda, duel Tontowi/Liliyana dan Praveen/Debby di perempat final, kalahnya Greysia/Nitya, hingga terhentinya Tommy.
Semua itu membuat Tontowi/Liliyana tinggal jadi satu-satunya wakil di babak semifinal seperti halnya tahun 2012. Belum lagi di babak semifinal, Tontowi/Liliyana akan melawan Zhang Nan/Zhao Yunlei yang tak bisa mereka kalahkan sejak tahun 2014.
Namun ternyata Tontowi/Liliyana sukses mengatasi semua beban besar tersebut.Zhang Nan/Zhao Yunlei berhasil dihajar Tontowi/Liliyana dan juara dunia 2013 ini pun mampu menyempurnakan langkahnya dengan menaklukkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di babak final.
(ptr)