Jakarta, CNN Indonesia -- Pertamina meminta tim Manor Racing segera mencabut merek perusahaan minyak dan gas alam Indonesia tersebut di mobil dan baju balap.
Langkah tersebut diambil karena pebalap muda Indonesia, Rio Haryanto, tak lagi menjadi pebalap utama tim Manor di ajang Formula Satu (F1). Status Rio berubah menjadi pebalap cadangan karena ia tak bisa memenuhi sisa pembayaran tujuh juta euro kepada Manor
"Sebenarnya kami masih punya peluang bisa menempatkan brand Pertamina sampai akhir musim, tapi kami sudah sepakat dari awal bahwa hal itu terjadi hanya jika Rio terus berada di F1. Jadi kami merasa bangga kalau brand kami itu disandingkan dengan Rio. Kalau ternyata yang balap itu bukan Rio, tentu tidak sesuai dengan niatnya Pertamina dari awal," kata Vice President for Corporate Communication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro, saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Jumat sore (26/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak (Esteban) Ocon dikasih tempat untuk menggantikan Rio, kami sudah meminta kepada Manor untuk tidak lagi memakai tulisan Pertamina di mobil, baju, dan atribut apapun. Mudah-mudahan di GP Belgia sudah tidak ada (tulisan Pertamina)."
Lebih lanjut, Wianda mengatakan Manor tidak mempermasalahkan permintaan Pertamina tersebut. "Toh kami juga harus melihat hubungan baik ke depan, karena F1 bukan barang instan, jadi kami harus membuka diri," katanya.
"Ini sudah dikomunikasikan, semoga lancar."
Untuk masa depan Rio, Wianda ingin Pertamina bisa bersama-sama dengan pihak Rio menyusun rencana yang bisa mengangkat prestasi pebalap Surakarta tersebut.
"Penampilan Rio kemarin sangat baik ketika dalam babak kualifikasi ia sempat lima kali mengungguli rekan setimnya.
"Kami berharap musim berikutnya Rio dicarikan tim yang sesuai dengan potensi. Kami masih menunggu dari pihak Rio tim seperti apa untuk Rio di musim mendatang, karena mereka yang setiap hari bergelut dengan F1. Kami berharap (baik) saja," ucapnya.
Wianda pun yakin Rio tidak akan berpindah ke kompetisi balap lain selain F1. Menurutnya, Rio bukan atlet yang mudah menyerah.
"Kalau dia sudah ada di posisi tertinggi seperti itu, apa yang membuat dia masuk ke kelas (balap) lain yang bukan keahlian dia? Saya paham kepribadian Rio. Yang penting segala sesuatunya harus direncanakan dari sekarang agar segera bisa dilakukan pendekatan ke berbagai pihak," ujarnya menambahkan.
(vws)