Jakarta, CNN Indonesia -- Media sosial Twitter diramaikan tagar #MakassarJugaIndonesia pada Minggu (11/9) sore sebagai respons atas permintaan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk memindahkan lokasi penyelenggaraan Kongres Luar Biasa PSSI dari Makassar ke Yogyakarta.
Protes terutama dilayangkan para pendukung PSM Makassar yang menilai bahwa ibu kota Sulawesi Selatan itu punya nilai historis yang sebanding dengan Yogyakarta sehingga pantas jadi tuan rumah Kongres PSSI.
"PSM lahir 1915, yang mengenal sepak bola duluan itu Makassar, sedangkan PSSI 1930. Jangan kasih alasan yang tidak RASIONAL #makassarjugaindonesia," cuit
Muhammad Akmal Ed.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara @SupirPete2 dengan nama akun Orang Makassar juga mengecam keras permintaan Kemenpora.
"Kami marah karena alasan penolakan Makassar sebagai tempat pelaksanaan kongres terlalu dibuat-buat. Kasih alasan yg lebih masuk akal lah pak,"
katanya.
Sementara akun pendukung PSM Makassar bagi mereka yang berdomisili di Kalimantan Timur, @MaczMan_KalTim, langsung melayangkan protes dengan mencolek langsung akun Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Yth pak @jokowi dan @Pak_JK Kami masih bangga dengan merah putih dan kedaulatan NKRI. Jangan pisahkan kami, karena #MakassarJugaIndonesia,"
cuitnya.
Sementara satu akun lainnya, meminjam nama salah satu legenda sepak bola Indonesia dan PSM Makassar, Ramang, untuk mengkritik permintaan Kemenpora.
"Maaf kan kami RAMANG buat kota mu yg harumkan nama Indonesia ga dianggap oleh pemerintah #MakassarJugaIndonesia," kata
Hilmy Dwiyanto.
Tapi tak semua memprotes permintaan Kemenpora tersebut. Misalnya saja akun @Bola_Jatim yang
mencuitkan:
"Memang #MakassarJugaIndonesia tapi daripada ke sana kan jauh | Butuh biaya bsar u/ kami #Gruduk | demi sepak bola Nasional | dukung @imam_nahrawi."
Kemenpora mengeluarkan surat bernomor S 2844/MENPORA/IX/2016 tertanggal 9 September 2016 yang ditujukan pada Plt. Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Isi surat adalah menyatakan tidak akan memberi rekomendasi Kongres, seandainya lokasi penyelenggaraan tidak dipindahkan dari Makassar ke Yogyakarta.
"Searah dengan harapan pemerintah, rekomendasi hanya akan diberikan seandainya pelaksanaan Kongres PSSI tersebut diselenggarakan di Yogyakarta dengan alasan sebagai wujud reformasi PSSI untuk kembali ke titik nol mengingat Yogyakarta adalah tempat lahirnya PSSI," demikian bunyi surat yang ditandatangani Menpora, Imam Nahrawi, tersebut.
"Penunjukan Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraan Kongres merupakan momentum reformasi total persepakbolaan nasional Indonesia dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional beserta peraturan pelaksanaannya."
Kongres Luar Biasa digelar 17 Oktober mendatang untuk memilih ketua umum PSSI yang baru untuk menggantikan La Nyalla Mattalitti. Delapan nama calon yang bertarung dalam Kongres tersebut adalah Edy Rahmayadi, Moeldoko, Benhard Limbong, Djohar Arifin Husin, Eddy Rumpoko, Tonny Aprilani, Erwin Aksa dan Kurniawan Dwi Yulianto.
(vws)