Jakarta, CNN Indonesia -- Dani Pedrosa secara mengejutkan berhasil menjadi juara di seri ke-13 grand prix MotoGP 2016, MotoGP San Marino, Minggu (11/9).
Keberhasilan pebalap Repsol Honda itu bukan hanya disokong performa motor dan kemampuan balapnya. Diakui Pedrosa, salah satu keberhasilannya terjadi karena strategi pemilihan ban.
Pedrosa menggunakan ban depan dengan tipe lunak. Namun, diakui pebalap berusia 30 tahun itu pilihan ban tersebut sebetulnya sempat membuatnya khawatir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pilihan ban itu sesungguhnya membuat saya khawatir di awal balap karena saya tak pernah menggunakan ban ini dalam kondisi dingin, saya hanya menggunakan saat latihan pagi,” kata Pedrosa seperti dikutip dari situs
MotoGP.
Namun, diakui Pedrosa dia senang dengan strategi pemilihan bannya. Diakui dia, pemilihan ban itu sendiri ditentukannya karena firasat.
“Perasaan saya merasa lebih baik jika menggunakan ban itu, saya tak tahu alasannya. Ban itu adalah tipe lunak seperti ban lainnya, tetapi mereka mengatakan ini adalah tipe yang berbeda,” ujar Pedrosa.
Pedrosa pun sempat merasa pilihannya salah. Pasalnya pebalap asal Spanyol itu merupakan satu-satunya pebalap yang memilih ban tersebut.
Namun, keraguannya kemudian menipis ketika balap dimulai.
“Saat sudah dimulai, saya tahu bahwa firasat itu lebih baik untuk saya, dan saya tetap memiliki pacuan yang kuat hingga akhir. Saya menikmati waktu ini, saya tak pernah menikmati balap sejak terakhir kali saya menikmatinya,” ujar Pedrosa.
Hasil kemenangan di MotoGP San Marino tak mengubah banyak posisi Pedrosa di klasemen pebalap. Ia masih berada di urutan keempat di bawah pebalap Movistar Yamaha yang berada di urutan ketiga. Namun, selisih poin Lorenzo dan Pedrosa kini terpangkas jadi tersisa 17 poin lagi.
Sementara itu rekan satu tim Pedrosa, Marc Marquez masih nyaman di puncak klasemen pebalap.
(kid)