Jakarta, CNN Indonesia -- Proses pembelian AC Milan oleh salah satu investor dari China disebut-sebut bermasalah. Pemilik saham mayoritas Milan sebelumnya, Silvio Berlusconi dikabarkan kecele.
Seperti diberitakan dari
Bloomberg, konsorsium China tersebut diklaim memalsukan rekening koran bank sebagai bukti aset kekayaan mereka.
Sebelumnya, pihak Berlusconi diwakili perusahaan Fininvest setuju untuk melepas 99,93 persen sahamnya di klub kepada konsorsium asal China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlusconi pun telah menandatangani kontrak penjualan itu dengan valuasi Milan senilai 700 juta euro, termasuk menangggung utang-utang sebelumnya.
Untuk membuktikan kekuatan keuangan mereka, grup China itu memperlihatkan dokumen rekening koran yang muncul dalam Bank Jiangsu. Itu juga untuk menunjukkan akun korporasi sejumlah anggota konsorsium tersebut.
Meski demikian, salah satu sumber dari orang dalam itu tak bersedia mempublikasikan nama-nama anggota konsorsium sebagai rahasia perusahaan.
Setelah dikonfirmasi ke Bank Jiangsu sebagai pemberi pinjaman, pihak mereka tidak pernah mengeluarkan dokumen terkait detail transaksi akun.
Konsorsium China itu dipimpin oleh pebisnis Li Yonghong dan pemilik perusahaan PT Sino-Europe Investment Manajemen Chanxing.
"(Pihak perusahaan tersebut) tak pernah mengonfirmasi pernah mengirim dokumen tersebut. Seperti yang secara faktual kami perlihatkan, kami tetap komitmen mendekati perjanjian," demikian keterangan dari Bank Jiangsu seperti dikutip dari Bloomberg.
Seperti dilaporkan pihak bank bahwa transaksi yang terakhir dicetak pada 25 April 2016 pukul 16.14 waktu setempat dengan daftar aktivitas akun terakhir dengan saldo 852,468 juta yuan atau senilai 128 juta dollar AS. Bukti itu ditandai dengan stempel Bank Jiangsu.
Sebelumnya, dokumen-dokumen yang diduga palsu itu dikirim ke Fininvest sebagai bagian dari proses awal negosiasi dengan grup China tersebut.
Penjual meminta bukti dari aset calon pembeli saat itu sebelum mempersilakan mereka melakukan proses
due diligence atau uji tuntas kinerja dan aset perusahaan, dalam hal ini AC Milan.
Seperti keterangan Fininvest 7 September lalu, konsorsium China itu pun dilaporkan telah membayar deposit 100 juta euro dalam dua tahap.
Pihak Fininvest juga tak membenarkan pendokumenan spesifik dalam proses pembicaraan dan tak ingin mengomentarinya.
Artinya, menurut sumber tersebut konsorsium China itu sebenarnya tak memiliki semua dana setelah setuju membeli saham Milan. Grup itu juga masih mencari partner baru untuk mendapatkan dana sesuai kesepakatan sebelum akhir tahun ini.
(ptr)