Jakarta, CNN Indonesia -- Julukan "Si Profesor" yang melekat kepada Wenger bukan tanpa sebab. Selain berhasil merevolusi gaya permainan Arsenal menjadi pembeda di Liga Inggris, pria asal Perancis itu dikenal dengan kesuksesannya mengorbitkan pemain kelas dunia.
Intuisi Wenger dalam melihat pemain muda potensial menjadi prestasi tak terbantahkan. Tak sedikit pemain muda maupun pemain 'buangan' yang diboyong ke London menjelma sebagai bintang kelas dunia.
Patrick Vieira (1996-2005)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mutiara terpendam pertama yang ditemukan Wenger adalah Patrick Vieira. Setelah hanya mendapatkan jatah dua kali tampil bersama AC Milan dalam semusim, Viera yang kala itu menginjak usia 20 tahun diboyong ke London dengan banderol 3,5 juta pound sterling.
Di bawah kendali Wenger-lah Vieira muda kemudian menjelma sebagai
playmaker tersohor. Keseimbangan kualitas dalam bertahan maupun menyerang menjadikan pria asal Senegal begitu spesial.
Selama sembilan musim berkostum Arsenal, Vieira turut andil mempersembahkan 11 gelar domestik termasuk tiga trofi Liga Primer Inggris.
Namun, kebutuhan finansial klub memaksa Wenger untuk mengikhlaskan pemain kesayangannya itu ke Juventus pada 2005. Arsenal yang merencanakan pembangunan Stadion Emirates akhirnya melepas Viera dengan imbalan 13,7 juta pound sterling.
Nicolas Anelka (1997-1999)Fan Arsenal tak akan melupakan kisah fenomenal Nicolas Anelka. Pemain muda asal Perancis ini didaratkan ke Highbury -markas Arsenal pada tempo itu- pada usia 17 tahun dengan tebusan 500 ribu pounds dari PSG.
Cedera panjang yang dialami Ian Wright justru mendatangkan berkah bagi Anelka. Pemuda kelahiran Le Chesnay itu mencuri perhatian publik dengan mencetak gol debut ketika Arsenal menang 3-2 atas Manchester United.
Pada musim keduanya Anelka terus melejit dan sukses membukukan 17 gol bagi Arsenal. Sayangnya, manajemen klub tak kuasa menahan kepergian striker muda fenomenal itu ke Real Madrid pada 1999.
Rasa kehilangan Arsenal akan sosok Anelka diobati dengan keuntungan transfer sebesar 24,5 juta pounds. Agresivitas lini serang The Gunners tidak terlalu berpengaruh karena masih memiliki striker cerdas asal Belanda, Dennis Bergkamp.
Thierry Henry (1999-2007)Kesedihan Gooners -julukan fan Arsenal- akan kepergian Anelka juga terobati dengan kehadiran Thierry Henry pada 1999. Wenger dengan jeli menampung Henry yang gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Juventus.
Polesan tangan dingin arsitek asal Perancis itulah yang mengubah Henry menjadi satu di antara penyerang terbaik dunia. Punya kecepatan, olah bola yang ciamik, ditambah naluri gol tinggi membuat Henry jadi mesin gol "Meriam London".
Dengan kehadiran Henry, lini depan Arsenal menjadi paling disegani di Liga Primer. Kecepatan Henry dikombinasikan dengan kejeniusan Bergkamp selalu menjadi momok bagi tim lawan.
Seperti para pendahulunya, Henry pun harus mengakhiri kisah manis bersama Arsenal. Setelah ikut andil mempersembahkan dua gelar juara Liga Primer Inggris dan tiga trofi Piala FA, Henry akhirnya dilego ke Barcelona seharga 24 juta euro.
Total 174 gol dibukukan Henry dalam 254 laga bersama Arsenal. Penampilan impresif ditambah sikap ramah Henry membuat namanya selalu terpatri di lubuk hati pengemar Arsenal.
Ashley Cole (1999-2006)Cole merupakan produk asli binaan Akademi Arsenal. Sempat dipinjamkan ke Crystal Palace pada 1999/00, bek sayap kiri itu kemudian menembus skuat utama Arsenal di musim berikutnya lantaran Sylvinho cedera.
Setelah Sylvinho pulih, Wenger tetap mempertahankan Cole di skuat utama. Penampilan impresifnya bersama The Gunners pun otomatis berlanjut ke timnas Inggris.
Namun, metode menjual pemain bintang yang akrab dilakukan manajemen klub juga berlaku untuk pemain binaannya. Cole pun dilepas ke Chelsea dengan nilai transfer sebesar lima juta pounds plus William Gallas.
Cesc Fabregas (2003-2011)Segala caci maki yang dilontarkan suporter Arsenal kepada Wenger karena melepas Vieira ke Juventus sirna seketika setelah menyaksikan permainan jenius pemuda 'ingusan' macam Cesc Fabregas.
Sebelum yakin melepas Vieira, sang manajer ternyata sudah menempa Fabregas sebagai pengganti sepadan. Kepergian Vieira justru membuka celah bagi Fabregas untuk unjuk gigi di tim utama.
Fabregas yang dicomot dari La Masia (akademi sepak bola Barcelona) sejak 16 tahun langsung mengambil alih peran Vieira yang dilego ke Juventus. Bahkan, nomor punggung 4 milik Vieira diwariskan kepada gelandang muda asal Spanyol tersebut.
Berduet dengan Gilberto Silva, Fabregas menjadi idola baru Arsenal selama delapan musim. Penampilan gemilangnya bersama Arsenal membuat Barcelona kembali menariknya ke Camp Nou dengan mahar sebesar 23,8 juta pounds.
Robin van Persie (2004-2012)Kejeniusan Wenger lainnya adalah dengan mempersiapkan Van Persie sebagai pengganti Henry di masa depan. Peran sebagai ujung tombak diberikan kepada Van Persie yang sudah menyerap ilmu dari Henry selama tiga musim terakhir.
Striker asal Belanda ini kemudian menjadi ikon baru bagi Meriam London. Tendangan keras kaki kiri jadi modal utama Van Persie dalam mencetak gol bagi Arsenal.
Nyaris mirip dengan Henry, Van Persie bisa memerankan sejumlah posisi di depan. Pemain jebolan Feyenord ini bisa bermain sebagai gelandang sayap, penyerang lubang ataupun ujung tombak Meriam London.
Kehadiran Van Persie kala itu menambah variasi taktik Wenger. Meski demikian, pundi gol pemain internasional Belanda ini masih di bawah catatan Henry. Selama delapan musim berkostum Arsenal, Van Persie telah mengoleksi 96 gol dari 194 laga.
Dari sekian banyak pemain bintang yang meninggalkan Emirates, penjualan Van Persie yang paling menyakitkan. Sebab, pendukung Arsenal harus menyaksikan sang idola mencetak gol-gol spektakuler di klub rivalnya, Manchester United.
Keputusan Arsenal untuk melepas Van Persie jadi dosa terbesar. Sebab, ia gagal mempersiapkan pengganti sepadan. Rencana Wenger untuk mengorbitkan Olivier Giroud sebagai 'peledak' baru tak berjalan manis.
Alex Song (2005-2012)Wenger lagi-lagi berhasil melejitkan bintang anyar dalam diri Alex Song. Gelandang muda asal Kamerun itu langsung dipermanenkan setelah semusim dipinjam dari Bastia pada 2005.
Song menjadi regenerasi sepadan Fabregas yang memilih pulang ke kampung halamannya Barcelona. Uniknya, Song justru mengikuti jejak Fabregas ke Barcelona pada 2012.
Song yang begitu bersinar di Emirates justru meredup bersama Barca. Pemain yang ditebus senilai 15 juta pounds itu kalah bersaing dengan gelandang jangkar Blaugrana Sergio Busquets.
Tak hanya nama-nama tersebut, Wenger juga sukses memoles sejumlah pemain bintang seperti Freddie Ljungberg, Robert Pires, Marc Overmars, dan Emmanuel Petit.
Tangan dingin sang arsitek juga memunculkan dua pemain sayap Inggris; Theo Walcott dan Alex Oxlade Chamberlain. Berbeda dengan nasib pemain bintang lainnya, kedua pemain tersbeut hingga kini masih bertahan di Emirates.
Pemain Potensial TerkiniKini, Wenger tak berhenti memoles pemain antah berantah hingga mengilap. Si Profesor juga tengah mempersiapkan Aaron Ramsey, Hector Bellerin, Alex Iwobi, dan Granit Xhaka sebagai bintang baru Emirates.
Dari empat pemain potensial tersebut, nama Bellerin paling diminati klub-klub raksasa. Selain Barcelona, klub elite Liga Primer Manchester City juga sudah melancarkan 'rayuan' maut untuk mencurinya dari Emirates.
Sama halnya dengan Fabregas, Bellerin adalah produk La Masia. Sejak musim lalu, bek sayap 21 tahun itu sudah merebut tempat utama di skuat Arsenal.
Wenger boleh saja dicap sebagai manajer paling sukses menyulap pemain bintang. Namun, kejeniusannya mulai dipertanyakan setelah hanya sukses mempersembahkan tiga gelar Liga Primer.
Setelah dua dekade mengasuh tim Meriam London, manajer 66 tahun tersebut dihadapkan jurang perpisahan seiring dengan ikatan kontrak yang akan berakhir di pengujung musim 2016/17.
(jun/jun)