Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua KONI Pusat, Tono Suratman, mengaku akan menyiapkan sanksi untuk para pelaku olahraga yang melanggar peraturan di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat XIX/2016. Menurtnya, sanksi diputuskan bersama pertemuan CdM Meeting yang terdiri dari KONI dan pengurus besar cabang olahraga (PB).
"Pelaku yang berlaku di luar azas kepatutan akan diberikan sanksi seperti tidak tampil di PON berikutnya atau tidak boleh bermain di kejuaraan klub/nasional. Tentu kita akan buat buku pedoman namanya 'Etik Organisasi'," katanya.
Tono menyebut dinamika yang terjadi di PON 2016 disebabkan ketidakpuasan atlet terhadap keputusan wasit/panitia pelaksana/technical delegate.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan CNN Indonesia, lebih dari 15 kasus terjadi dalam PON kali ini, mulai dari baku hantam antar suporter yang melibatkan anggota TNI di cabang polo air, pencabutan medali emas atlet wushu Sumatera Utara karena protes pengurus wushu Jawa Barat, hingga aksi prostes kontingen karate Jawa Timur yang menolak mendatangi tempat pertandingan karena menilai keputusan wasit tidak adil.
Bahkan aksi protes pun masih berlangsung hingga dua hari jelang PON berakhir dengan kontingen sepak bola Sulawesi Selatan menolak pengalungan medali.
Selain kerusuhan, PON tahun ini juga dikritik karena perolehan medali yang tidak merata di seluruh daerah. Hanya ada tiga dari 34 provinsi yang bisa merebut seratus medali emas. Bahkan total emas Jabar, Jatim, dan DKI Jakarta yang mencapai 481 medali, mencapai 63 persen dari total medali emas (763).
Provinsi Sulawesi Barat bahkan hanya mendapat satu medali perunggu selama dua pekan penyelenggaraan PON 2016. Kendati begitu, Tono memberikan nilai 8,5 hingga 9 dari 10 untuk penyelenggaraan PON tahun ini.
"Membangun olahraga tidak akan bisa hanya empat tahun, harus terstruktur dan berkelanjutan. Keberhasilan para peraih medali yang banyak itu karena kebijakan politik pemerintahan daerah terfokus kepada pembinaan dan prestasi. Kedua, sarana dan pra sarana yang luar biasa, serta anggaran yang cukup.
"Kalau anggaran tidak disiapkan per tahun, maka prestasi tidak akan maju," ucapnya.
(vws)