Jakarta, CNN Indonesia -- Penyerang internasional Argentina Mauro Icardi akhirnya kena batu. Pria 23 tahun yang pada jendela transfer musim panas lalu—lewat istri sekaligus agennya, Wanda Nara—merengek naik gaji atau memaksa dijual dari klub itu mulai tak mendapatkan hormat dari suporter alias tifosi Internazionale Milan.
Semua itu tak lain karena pernyataan yang ia tulis terkait suporter garis keras dalam buku autobiografinya.
Seperti dikutip dari
Goal, ultras Inter dari Curva Nord menyebut Icardi sebagai seorang badut. Mereka pun meminta Icardi agar melepaskan jabatannya sebagai kapten
Nerazzurri. Mereka menilai, Icardi telah menyampaikan suatu kebohongan terkait mereka dan tak pantas menjadi kapten.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Seseorang seperti ini tak pantas memiliki ban kapten [Inter]. Ini sungguh menyedihkan membaca hal-hal terkait kami [dalam buku Icardi]. Tak ada alasan…Anda selesai di mata kami. Anda sudah cukup. Lepaskan ban kapten, anda badut,” demikian kutipan pernyataan ultras terbesar Inter tersebut.
Menanggapi kemarahan para suporter, Icardi pun mengeluarkan pernyataan yang meresponnya. Dikutip dari
Calcio Mercato, Icardi membalas kecaman ultras lewat akun Instagram-nya.
Dalam pernyataannya Icardi mengatakan para ultras garis keras salah memahami apa yang ia tuliskan di buku autobiografinya terkait setelah Inter kalah dari Sassuolo pada 2015 silam. Dia pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan para tifosi.
“Jabatan kapten ini adalah realisasi dari impian saya, ini sebuah kebahagiaan yang murni bagi saya dan juga kelaurga saya. Saya mencari waktu mencetak gol pada [pertandingan hari] Minggu [melawan Cagliari] dan kalian yang pertama kali saya ingin peluk. Saya mencintai Inter,” kata Icardi.
Namun, persoalan dengan para tifosi itu mendapatkan perhatian tersendiri dari dewan direksi Inter. Sementara itu, dikutip dari
Football-Italia, Wakil Presiden Internazionale Milan, Javier Zanetti, mengatakan mereka bisa saja mempertimbangkan untuk menarik ban kapten dari lengan Icardi.
“Suporter adalah elemen yang paling penting, mereka selalu menemani kami dan mereka semua seharusnya dihormati,” kata mantan kapten Inter tersebut.
Zanetti yang juga satu negara dengan Icardi, Argentina, mengatakan pernyataan sang penyerang atas para suporter itu adalah sebuah perilaku atau sikap yang tak bisa diterima pihak klub dari mereka yang bekerja untuk klub.
“Sikap harus sejalan dengan nilai-nilai sejarah Inter,” kata Zanetti.
Sementara itu Icardi bermain sebagai starter saat Inter menjamu Cagliari dalam lanjutan laga Seria A, Minggu (16/10). Dalam laga tersebut Icardi berperan sebagai ujung tombak. Ia diapit dua gelandang sayap, Antonio Candreva, dan Ivan Perisic.
Dalam laga tersebut, Mauro Icardi berpeluang mencetak gol setelah wasit memberinya hadiah penalti. Icardi berhak atas penalti tersebut setelah jerseynya ditarik Bruno Alves di kotak terlarang. Sayang, upaya eksekusi penaltinya gagal pada menit ke-26. Tembakan penalti Icardi terlalu melebar.
Sejauh ini, Inter dan Cagliari imbang dengan skor 1-0. Satu-satunya gol itu dicetak gelandang asal Portugal, Joao Mario pada menit ke-56. Sementara di kubu lawan bisa menyamakan kedudukan akibat aksi Federico Melchiorri pada menit ke-71.
(kid)