Jakarta, CNN Indonesia -- Alfred Riedl terlihat gusar ketika ditanya target yang belum pernah dicapai selama dua kali melatih timnas. Riedl justru menilai masyarakat pencinta sepak bola Indonesia terlalu tinggi menaruh harapan kepada skuat Merah Putih.
Nyaris juara di Piala AFF 2010, timnas Indonesia senior yang kembali ditangani Riedl bahkan gagal di fase grup pada Piala AFF 2014. Kini ia mencoba peruntungannya untuk kali ketiga melatih skuat Garuda di Piala AFF 2016.
Riedl sendiri mengakui kontraknya hanya hingga Piala AFF 2016. Sedangkan masa depannya di skuat Garuda tergantung kesuksesan Riedl meraih juara atau kembali pulang dengan tangan kosong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Riedl, juara Piala AFF masih cukup realistis meski persaingannya bisa dibilang bukan perkara mudah.
"Tapi saya hanya tidak mengerti dengan kalian (orang-orang Indonesia) yang kerap terlalu tinggi bermimpi untuk timnas," ungkap Riedl kepada
CNNIndonesia.com, belum lama ini.
"Banyak tokoh-tokoh sepak bola di negara ini yang begitu percaya diri bermimpi Indonesia bisa berjaya di level Asia dan lain sebagainya."
Padahal, menurut Riedl, di level Asia Tenggara saja Indonesia belum punya prestasi bagus.
"Kapan terakhir kali Indonesia juara di level Asia Tenggara? Tidak ada satu pun. Thailand dan Singapura yang selalu mendominasi juara," tegas pelatih asal Austria tersebut.
Menurutnya, impian tersebut kerap tidak sesuai dengan upaya serius yang dibangun Indonesia dalam membangun sepak bola bermutu.
Salah satu celah yang masih menganga lebar bagi Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya adalah miskinnya pembinaan sepak bola usia muda.
"Omong kosong bicara mimpi apabila pelatih berstandar internasional saja masih sedikit," imbuh Riedl.
"Para pemain sudah pasti mendapat arahan yang keliru apabila dilatih pelatih-pelatih yang tidak berkualitas."
Untuk jumlah klub profesional dan amatir saja di sepak bola Indonesia masih amat minim. Riedl pun lantas membandingkan dengan sepak bola di Austria.
"Anda tahu secara luas wilayah, Austria kalah dari Indonesia. Tapi di sana ada kurang lebih dari 2000 klub berstandar internasional," terang Riedl.
"Sekarang Anda bandingkan saja di Jakarta misalkan. Dengan populasi hampir 10 juta penduduk, Jakarta hanya punya klub profesional yang bisa dihitung dengan jari."
(jun)