Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota komite eksekutif PSSI, Tonny Aprilani, menyayangkan tewasnya suporter Persija, Harun Al Rasyid, karena pukulan benda tumpul dalam bentrok dengan masyarakat sekitar di kawasan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Minggu (6/11).
Korban ada dalam rombongan Jakmania yang hendak kembali ke Jakarta usai mendukung kesebelasan Persija Jakarta menghadapi Persib Bandung di Stadion Manahan Solo, Sabtu (5/11). Pengurus Pusat The Jakmania berharap pihak kepolisian mengusut tuntas pelaku pembunuhan terhadap Rasyid.
"Kejadian seperti kemarin adalah contoh bahwa melaksanakan kompetisi itu tidak mudah, ISC itu kompetisi main-main," kata Tonny saat dihubungi CNNIndonesia.com , Senin (7/10) siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di masa mendatang, orang yang memegang kompetisi harus baru, operator baru. Dari dulu kan yang pegang itu-itu saja," katanya menambahkan.
Lebih lanjut, calon ketua umum PSSI periode 2016-2020 tersebut mengatakan letak kelemahan peristiwa kemarin itu ada di sistem keamanan. Tonny menilai kejadian tersebut dapat diantisipasi, mengingat semua orang sudah tahu pertandingan Persija melawan Persib selalu berpotensi menimbulkan konflik.
"Itu salah satu bukti bahwa operator PT GTS tidak mengindahkan keterlibatan PSSI dalam ISC. Setiap kali ada kejadian seperti ini kami selalu memanggil PT GTS, tapi hanya anak buahnya yang datang bukan pemimpinnya. Kalau PSSI yang memegang kompetisi, hal-hal seperti itu bisa dihindari karena kami punya 'kepanjangan tangan' yang ada di daerah-daerah."
"Dan kami juga memiliki langkah-langkah konkret sesuai regulasi, seperti insiden kemarin harus dihukum. Tetapi karena ISC tidak terdaftar jadi sulit karena kami tidak memiliki tanggung jawab sama sekali," ucapnya.
Tonny berpendapat suporter harus dilekatkan dalam sebuah asosiasi suporter dalam ranah federasi sepak bola untuk memudahkan komunikasi.
"Mereka adalah elemen yang melekat dalam persepakbolaan dan memiliki fanatisme yang tinggi, namun kurang edukasi. Suporter Indonesia cukup besar, potensial, dan harus diedukasi," ujar Tonny.
(ptr)