JELANG KONGRES PSSI

Kegelisahan Kurniawan DY Ingin Berantas Pengaturan Skor

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2016 16:20 WIB
Kurniawan Dwi Yulianto mengaku pernah ditawari pengaturan skor laga timnas Indonesia. Sampai sekarang, hal itu terus mengusik benaknya.
Kurniawan Dwi Yulianto mengaku gelisah melihat kondisi sepak bola Indonesia. (Detikcom/Rengga Sancaya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Akumulasi kegelisahan yang menyeruak dalam diri mantan bomber timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, membuat langkahnya tertuju pada pertarungan kursi PSSI 1, 10 November mendatang di Jakarta.

Ia sadar, meski berlatar belakang sebagai mantan pemain, suaranya tak pernah jadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di PSSI dan hanya menjadi opini publik semata.

Sebab itu, ia memberanikan diri terjun langsung ke bursa pemilihan calon ketua umum PSSI 2016-2020. Tak hanya mendaftar sebagai calon ketua umum, Kurniawan juga mencalonkan diri sebagai wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif PSSI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melihat sepakbola Indonesia sekarang itu bikin saya gelisah. Menurut saya, banyak akal-akalan, dan itu juga yang pernah saya alami, begitu juga teman-teman saya," kata Kurniawan kepada CNNIndonesia.com, pertengahan Oktober lalu.

Menurut mantan pemain timnas yang pernah membela Persija Jakarta dan PSM Makassar itu, dirinya tak pernah memberikan janji apapun bagi pemilik hak suara yang akan memilihnya. Ia hanya mencoba untuk membantu membenahi aturan sederhana yang selama ini sudah ditetapkan baik itu oleh pemerintah, AFC maupun FIFA.

"Aturannya sederhana dan tinggal diikuti saja. Misalnya, jangan ada pencurian umur karena efeknya bisa merusak tatanan yang ada nantinya. Slogan saya itu, bagaimana membangun sepakbola tanpa rekayasa," ujar mantan pemain yang kini berusia 40 tahun itu.

"Masa enggak malu sama Vietnam dan Thailand? Tujuan mereka bukan lagi menang AFF atau SEA Games, tapi Piala Dunia ke depan dan mereka mulai dengan mengembangkan pemain dan manajemen dengan benar sejak saat ini," katanya menegaskan.

Sosok Kurniawan juga dikenal dengan keinginannya menjadikan sepakbola bersih, termasuk dari pengaturan skor yang disebutnya telah menjadi budaya saat ini. Ia juga telah merancang solusi untuk memberantas hal yang menodai semangat olahraga itu sendiri.

"Saya akan membuat sinergi antara seluruh stakeholder olahraga. Kalau ini berjalan dengan baik, contohnya tidak akan ada lagi keterlambatan gaji pemain. Saya setuju dengan salary cap, jadi keuangan klub sehat dan terukur," sebut pria kelahiran Magelang , 13 Juli 1976 yang kini tinggal di Negeri Jiran, Malaysia itu.

Sebagai mantan pemain yang sudah malang melintang di dunia sepakbola Tanah Air, si Kurus mengaku pernah mengalami sendiri pengaturan skor kala masih membela timnas Merah Putih di era 2000-an.

"Kami pernah dapat tawaran, bahkan di level timnas, mau di DP (uang muka) 50 ribu USD saat itu. Ada beberapa pemain yang ditawar. Saat itu kami berpikir, masa mau ngasih makan anak dan keluarga kita pakai uang haram. Sepakbola itu passion kita, masa pertandingannya mau dijual, kan gila," katanya.

Kurniawan enggan menyebutkan sosok yang menawarinya uang atau turnamen tempat hal itu terjadi.

Kurniawan sadar, kemampuannya terbatas untuk bisa menguak tabir pengaturan yang sangat meresahkan dirinya itu. Karena itu, ia akan menempatkan orang-orang profesional di masing-masing bidangnya, termasuk menggandeng pihak kepolisian.

Terkait persaingan dengan calon lainnya, Eddy Rumpoko, Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi, Jenderal (Purn.) TNI Moeldoko, Djohar Arifin Husin, Erwin Aksa, Tonny Aprilani, Bernhard Limbong, dan Sarman El Hakim, Kurniawan mengaku dirinya tak merasa bersaing.

Ia justru berterima kasih kepada mereka lantaran sudah menyempatkan waktunya untuk mengurusi sepakbola.

"Saya hanya pesan, siapapun yang nanti jadi Ketua umum, untuk komit terhadap visi-misinya. Tolong kembalikan kejayaan sepakbola Indonesia," pintanya. (vws/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER