Tontowi/Liliyana dan Definisi Pahlawan

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 14:25 WIB
Ketika Owi/Butet bertekuk lutut meneriakkan kegembiraan mereka usai menang di final Olimpiade 2016, bukan hanya mereka saja yang bahagia.
Euforia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir ketika berhasil memenangkan final bulu tangkis ganda campuran dalam Olimpiade 2016. (Reuters/Marcelo del Pozo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bertekuk lutut dan berteriak meneriakkan kegembiraan mereka usai menang atas Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di final Olimpiade 2016, bukan hanya mereka saja yang bahagia. Seluruh Indonesia juga merasakan hal serupa.

Emas Olimpiade adalah harta yang amat berharga bagi Indonesia. Sepanjang sejarah Indonesia berdiri, emas Tontowi/Liliyana adalah emas ketujuh yang didapatkan Indonesia. Jumlah yang terbilang sedikit dan menegaskan betapa sulitnya meraih emas di level Olimpiade bagi Indonesia.

Olimpiade adalah gengsi antar negara dan Tontowi/Liliyana sukses memastikan Indonesia Raya turut diperdengarkan di Negeri Samba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tontowi/Liliyana kemudian pulang dengan sambutan yang pantas mereka dapatkan. Sejumlah arak-arakan digelar di beberapa kota dan guyuran bonus pun bertubi-tubi menimpa mereka.

Tontowi/Liliyana adalah pahlawan dan mayoritas masyarakat Indonesia pastinya sepaham. Mereka sukses memenangkan pertempuran di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang berlangsung selama tujuh hari, namun sejatinya pertarungan yang mereka lakukan jauh lebih panjang dari itu.

Di balik tawa Tontowi dan Liliyana di atas podium pertama Olimpiade, tersimpan pengorbanan besar yang telah mereka lakukan sejak usia mereka belumlah matang.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memamerkan medali emas Olimpiade 2016 kepada Presiden RI Joko Widodo.Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memamerkan medali emas Olimpiade 2016 kepada Presiden RI Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Tontowi dan Liliyana sama-sama mengorbankan waktu bermain yang jadi kemewahan masa anak-anak untuk mulai merintis karier mereka di bulu tangkis.

Baik Tontowi dan Liliyana rela pergi jauh dari orang tua untuk mengejar cita-cita mengharumkan Indonesia.

Ketika anak sebaya mereka masih tak terlalu memikirkan masa depan, Tontowi dan Liliyana sudah tahu apa yang akan mereka lakukan selama belasan tahun ke depan.

Tontowi dan Liliyana sukses berdiri di tempat tertinggi namun tak semua perjalanan mereka berjalan tanpa kendala berarti. Ada momen-momen saat Tontowi dan Liliyana dipertanyakan kehebatannya dan kesanggupannya membawa Indonesia ke puncak dunia.

Momen kegagalan di Olimpiade 2012 adalah momen ketika Tontowi dan Liliyana mendapat banyak kritikan dan juga tak jarang cacian.

Tontowi dan Liliyana kemudian kembali mendapatkan terpaan keraguan pada periode dua tahun terakhir jelang Olimpiade berlangsung.

Setelah tampil memikat di 2013 dan 2014, Tontowi/Liliyana kehilangan sentuhan emas mereka di tahun-tahun berikutnya. Keraguan akan kemampuan Tontowi/Liliyana terus mengemuka dan banyak yang menganggap mereka tak lagi punya cukup tenaga untuk mengharumkan Indonesia.

Tontowi/Liliyana datang ke Brasil dengan kondisi kurang meyakinkan, namun kemudian mereka justru pulang dengan kemenangan sempurna di tangan.

Pahlawan bukan hanya tentang mereka yang berdiri di podium tertinggi dan merayakan kemenangan. Pahlawan juga tentang mereka yang siap bangkit dan kembali berdiri serta tak mudah menyerah dalam kondisi tertekan. Dan melihat apa yang ditunjukkan Tontowi/Liliyana, mereka adalah refleksi yang pas untuk kata pahlawan.

Selamat Hari Pahlawan! (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER