Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Moeldoko menerima kekalahan di arena pemilihan Ketua Umum PSSI dan menyatakan siap bekerja sama dengan Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi dalam membangun persepakbolaan Indonesia yang lebih baik.
"Iya," kata Moeldoko singkat kepada para wartawan saat menjawab kesediaannya untuk bekerja sama dengan Eddy di masa mendatang.
"Semoga PSSI lebih bagus. Tidak apa-apa (kalah), ini hal yang biasa terjadi. Namanya juga demokrasi," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah perhitungan suara selesai diumumkan, Moeldoko langsung mengucapkan selamat kepada Edy. Moeldoko kemudian meninggalkan lokasi Kongres PSSI di Hotel Mercure Ancol tanpa banyak bicara kepada para awak media.
Edy menjadi ketum terpilih menggantikan La Nyalla Mattalitti setelah memperoleh 76 suara, sementara Moeldoko sebagai pesaing terkuat hanya mendapat 23 suara. Calon ketum lainnya, Eddy Rumpoko, memperoleh satu suara, sementara Kurniawan Dwi Yulianto, Sarman El-Hakim, dan Benhard Limbong tak mendapatkan suara. Tujuh pemegang hak suara menyatakan abstain.
Total 107 anggota PSSI yang memiliki hak suara hadir dalam Kongres Pemilihan tersebut. Berdasarkan peraturan, calon yang telah mendapatkan 50 persen plus satu suara bisa dinyatakan sebagai Ketua Umum terpilih.
Semula ada sembilan calon ketua umum PSSI, namun Tonny Aprilani dan Erwin Aksa mengundurkan diri satu jam sebelum pemilihan dilaksanakan. Satu calon lainnya, Djohar Arifin, tereliminasi dari pencalonan setelah Kongres membatalkan agenda pemutihan sanksi.
Djohar terkena sanksi PSSI karena dianggap membelot karena memalsukan tanda tangan serta mengirimkan surat pada FIFA bahwa ia masih ketua umum yang sah. Padahal saat itu La Nyalla Matalitti sudah terpilih sebagai Ketua Umum PSSI yang baru.
(vws)