Panahan Pilih Jajal Setengah Bulan Fasilitas di Cibubur

CNN Indonesia
Rabu, 23 Nov 2016 21:00 WIB
Cabang panahan menilai tempat pemusatan latihan di Olympic Center kurang layak bagi para atlet. Namun, mereka tetap akan menjajal selama setengah bulan.
Cabor panahan tetap akan menjajal Olympic Center di Cibubur untuk sementara meski dianggap kurang layak. (REUTERS/Edgard Garrido)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua cabang sudah diperbolehkan masuk dan menjalani latihan di Olympic Center, Cibubur per 1 Desember mendatang. Angkat besi bersuara menolak, sedangkan panahan pilih jajal setengah bulan sebelum bersikap.

Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) Alman Hudrie mengakui bahwa kondisi kamar di Wisma Soegondo Djojopoespito sangat kecil ukurannya. Namun, ia memilih untuk terlebih dahulu menghargai keinginan pemerintah yang telah menyediakan fasilitas buat mereka.

"Panahan sebenarnya tidak terlalu rewel. Tapi karena ruanganya (kamar) terlalu kecil, kami terpaksa meminta beberapa ruangan kosong khusus sebagai tempat penyimpanan peralatan atlet seperi busur, anak panah dan lainnya," kata Alman kepada CNNIndonesia melalui sambungan telepon, Rabu (23/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, kami minta beberapa ruangan untuk dikosongkan, khusus untuk peralatan recurve satu kamar dan compound satu kamar," lanjutnya.

Tapi, penjajakan menempati pelatnas di Olympic Center itu disebut Alman bersifat sementara. Selama sekitar setengah bulan, PP Perpani akan meminta laporan dari para atletnya untuk selanjutnya diambil sikap ke depannya.

Untuk jangka panjang, pemerintah harus bisa mengakomodir kebutuhan atlet sesuai dengan standar masing-masing cabor. Pasalnya, tujuan utama pemusatan latihan di Olympic Center adalah untuk memaksimalkan latihan atlet demi mencapai prestasi yang lebih baik ke depannya.

Minimal, jelas Alman, kebutuhan gizi dan nutrisi atlet sudah bisa terpenuhi. Tapi, jika dalam waktu setengah bulan atlet tidurnya tidak nyaman dan latihan tidak kondusif, pihaknya tidak akan memaksakan dan akan mengusulkan untuk memindah pelatnas panahan.

Pasalnya, kenyamanan atlet akan berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologis atlet selama menjalani pemusatan latihan.

"Jadi, kami tidak ingin mengecewakan niat Pak Menteri (Menpora Imam Nahrawi). Sesungguhnya niat baiknya adalah untuk mengakomodasi kebutuhan atlet supaya terpusat, supaya mudah melakukan pengawasan. Kalau ada yang kurang-kurang jadi mudah untuk diketahui," terangnya.

Terkait tempat latihan, Alman mengaku kecewa karena ia baru mendapat kabar kalau pihak Satuan Pelaksana Program Indoensia Emas (Satlak Prima) sedang melakukan pengukuran tempat latihan namun tidak berkoordinasi dengan PP Perpani. Meski demikian, ia mengaku tidak ingin ikut campur.

Menurutnya, ia sadar diri bahwa selama ini Satlak Prima telah menyediakan fasilitas latihan untuk mereka, termasuk pula anggarannya. Saat ini, mereka hanya bersikap pasif, melihat dan menunggu sampai dari pihak Satlak Prima berkoordinasi langsung dengan pihaknya.

"Kami punya banyak pilihan. Misalnya, kami sudah berkoordinasi dengan Markas Kopasus di Cijantung. Di Sentul juga ada lapangan latihan yang bagus dan dekat dengan hotel," sebutnya.

PP Perpani Angkat Tangan

Sementara itu, Alman juga mengaku tidak mengetahui dasar alasan hanya memanggil 11 nama atlet panahan yang mendapatkan Surat Keputusan (SK) pelatnas oleh Satlak Prima. Padahal, awalnya PP Perpani sudah mengirimkan 24 nama atlet yang direkomendasikan berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Pengurus Provinsi (Pengprov) Perpani usai Pekan Olahraga Nasilonal (PON) 2016 di Jawa Barat lalu.

Artinya, ada 13 nama atlet hasil rekomendasi PP Perpani yang tidak diindahkan Satlak Prima untuk dimasukkan ke dalam SK.

"Masalahnya, ada empat nama yang masuk SK tapi di luar usulan yang kami berikan. Makanya, ada pemanggilan kami tida mau ikut campur, kami tidak mau diadu domba dengan Pengprov, kami juga tidak mau mencederai hasil rapat koordinasi. Kami angkat tangan, silakan saja Prima panggil sendiri," ujar Alman.

"Alasan pemanggilan mereka (Satlak Prima) katannya meneruskan SK lama saat Olimpiade. Kalau ada masalah nantinya, kami pegang dasarnnya apa. Syukur-syukur kalau hasilnya bagus, kalau jelek ya mereka yang tanggung jawab lah," imbuhnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER