Stadion GBK Tetap Setia dengan Rumput Manila

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Rabu, 23 Nov 2016 15:18 WIB
Zaysia Matrella (Linn) akan jadi rumput baru pengganti di lapangan Stadion GBK mulai Januari 2017. Ini merupakan jenis rumput yang sama dengan sebelumnya.
Stadion GBK tetap akan menggunakan rumput manila. (CNNIndonesia.com/M. Arby Rahmat Putratama H)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan Jakarta selesai dipereteli. Zaysia Matrella (Linn) Merr bakal jadi rumput baru pengganti yang akan mulai ditanam akhir Januari 2017.

Rumput Zaysia Matrella itu lebih dikenal dengan nama beken Manila. Rumput jenis ini telah jadi bagian Stadion GBK sejak Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962 silam.

Ada cerita panjang di balik pemilihan rumput itu. Menurut penuturan Chabib Wawan, Manajer Produksi Proyek Adi Karya untuk SUGBK, rumput Manila merupakan hadiah dari mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos, kepada presiden pertama RI, Soekarno.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menghargai hadiah itu, Soekarno pertama kali menanam rumput itu di lapangan SUGBK. Pertandingan pertama yang digelar di atas rumput itu adalah laga sepak bola Asian Games 1962.

Kini, ketika SUGBK kembali direnovasi untuk kepentingan menjadi tuan rumah Asian Games, rumput Manila pun kembali menjadi pilihan pengelola.

Renovasi SUGBK sendiri sudah mencapai lima persen sejak mulai dibongkar, 14 pekan lalu.

Setelah rumput lama dikeruk dan dibongkar, kini lapangan sepak bola itu tengah berada dalam proses pembuatan resapan air. Tanah pun diuruk sedalam 30 sentimeter untuk ditanami pipa resapan air di setiap jarak empat meter.

Kegunaannya adalah agar tidak ada genangan air ketika hujan lebat mengguyur di kala pertandingan sedang berlangsung.

Setelah pembuatan resapan air, tana akan ditimpa batu coral dan pasir sebelum nantinya bisa dijadikan media tanam (rumput).

"Butuh sekitar empat bulan sampai rumput bisa tumbuh sempurna. Setelah itu akan dirawat sampai pada saatnya bisa digunakan untuk bermain bola," kata Wawan yang ditemui CNNIndonesia saat mengawasi pekerja renovasi di SUGBK, Selasa (22/11).

"Rumput ini beda dengan rumput lain. Bawahnya itu berisi pasir, jadi lebih mudah untuk menyerap air dan sudah sesuai dengan standar federasi internasionalnya," katanya menjelaskan.

Wawan menjelaskan, rumput lama stadion sudah dialihfungsikan untuk digunakan di taman-taman kota yang ada di Jakarta. Hal itu merupakan  Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat usai meninjau proses renovasi GBK beberapa waktu lalu.

SUGBK merupakan salah satu peninggalan sejarah dari Asian Games 1962. Terakhir kali, SUGBK mengalami renovasi pada 2007, salah satunya menambahkan papan skor digital di bagian atas ujung utara dan selatan tribun.

Pada rencana renovasi kali ini, posisi papan skor akan dimundurkan dari posisi semula. Perubahan posisi ini pun tidak mengganggu cagar budaya dan diprediksi bisa menambah jumlah kapasitas penonton nantinya.

Bagian tribun yang nantinya akan berkapasitas sekitar 82 ribu penonton itu juga sudah bersih dari kursi kayu jati asli ber-cat warna-warni yang menjadi tempat duduk penonton di SUGBK. Kursi kayu itu akan diganti dengan kursi plastik untuk masing-masing penonton (single seater) yang diimpor langsung dari Jerman.

Tak hanya itu, bagian tribun yang sudah pelontos dari kursi kayu itu kini telah memasuki tahap perbaikan sebelum nantinya di lapisi empat lapis coating. Beda dengan cat tembok, coating dianggap bisa lebih kuat dan tahan lama sebagai alas tribun yang nantinya tidak akan ditimpa dengan ubin atau keramik.

"Kalau sudah rapih, nanti di lapis dengan coating. Di lapis kedua coating juga bakal ditambah waterproofing supaya tidak ada rembesan air. Setelah coating baru, kita tempel kursi di atasnya," jelas Wawan seraya mentyebut material coating didatangkan langsung dari Belgia.

"Target kami, Desember akhir ini proses coating sudah bisa selesai. Soalnya, akhir Desember 30 ribu kursi untuk stadion utama juga sudah datang. Setelah itu, nanti bertahap datang enam ribu kursi per minggunya sampai total 82 ribu kursi," bebernya.

Kendati progres yang ditujukkan sudah sesuai dengan jadwal perencanaan, Wawan mengakui banyak hal kendala yang masih dihadapi. Salah satunya, menyamakan presepsi kepentingan antara pihak cagar budaya dengan tim perencanaan renovasi.

"Kami juga masih menunggu keputusannya bakal seperti apa, termasuk soal remp (akses darurat). Tapi dengan waktu yang tersisa kami pikir ini cukup, karena semua sudah diprogram dan dijadwalkan dengan matang,"

"Termasuk kedatangan material impor yang sudah diperhitungkan, soal perencanaan remp. Semua masih sesuai jadwal, jadi kami tetap optimistis," ujarnya. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER