Jakarta, CNN Indonesia -- Keberhasilan dua lifter Indonesia Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni meraih medali perak dalam ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro membuat keduanya mendapat apresiasi berupa rumah.
Baik Eko yang turun di kelas 62 kg dan Sri yang berkompetisi di kelas 48 kg dalam ajang olimpide itu akan mendapatkan bonus tersebut dari Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat dan Binaraga (PB PABBSI). Ketua Umum PB PABBSI Rosan P Roeslani saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) mengatakan rumah itu adalah apresiasi nyata dari pihaknya kepada atlet yang berprestasi.
"Kami berharap kedua atlet tetap terpacu untuk mencetak hasil tertinggi, baik di Asian Games 2018 atau Olimpiade Tokyo 2020," ujar Rosan, Selasa (20/12) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar bonus dari induk olahraganya tersebut, Eko mengaku terkejut. Pasalnya selama persiapan dan berkompetisi di Brasil ia tak pernah mendengar bahwa PB PABBSI akan memberikan bonus, apalagi berupa rumah, andai pulang membawa medali.
"Ya bersyukurlah saya," ujar Eko.
Namun, Eko mengaku dirinya mungkin tak akan menempati rumah tersebut. Pasalnya pria kelahiran Lampung itu mengaku sudah terlanjur membeli rumah jelang Olimpiade lalu.
Walhasil rumah dua tingkat dari PABBSI yang berada di kawasan Narogong, Bekasi tersebut pun rencananya akan disewakan Eko.
"Sepertinya akan disewakan. Jadi, sebelum Olimpiade saya sudah beli rumah dan setelah bonus cair dari pemerintah, saya lunasi pembayarannya. Jadi, rencananya (rumah) yang dari PABBSI mau saya kontrakkan," kata Eko yang ditemui di acara pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tahunan PB PABBSI, Selasa (20/12) malam.
Saat ini, termasuk bonus dari PB PABBSI, Eko mengaku sudah memiliki tiga rumah atas namanya. Satu menjadi rumah utama yang dibelinya pada 2012 yang kini ditempatinya, satu lagi rumah yang dibeli dari hasil bonus Rp2 miliar dari pemerintah. Ketiga rumah itu lokasinya di Bekasi, Jawa Barat.
Sebelumnya baik Eko maupun Sri juga mendapatkan bonus masing-masing Rp2 miliar dan tunjangan hari tua Rp15 juta per bulan dari pemerintah karena pencapaiannya di Olimpiade Rio. Kini, masih ada janji yang dinantikan yakni dari Chief de Mission (CdM) Olimpiade Raja Sapta Oktohari yang menyebut bakal memberikan isi rumah buat Eko.
"Sekarang belum ketemu lagi (dengan CdM). Ya, namanya kan janji, pasti saya tunggu, he he he," sebutnya.
Dikontak Terpisah, Raja yang akrab disapa Okto, menyebut akan mengirimkan langsung barang-barang pengisi rumah Eko bukan berupa uang.
"Iya, nanti akan diisikan. Kan, sudah janji," sebut Okto melalui pesan singkat kepada
CNNIndonesia.com.
Namun, bonus tak diberikan PB PABBSI terhadap Eko dan Sri saja. Penghargaan juga diberikan kepada Sri Hartati yang telah lima kali meraih medali emas di Kejuaraan Dunia angkat berat. Terakhir Sri Hartati mendapatkan medali emas dalam ajang yang berlangsung di Orlando, Amerika Serikat, November lalu.
Sri Hartati meraih dua medali emas di kelas 57 kg. Berkat prestasi tersebut, ia meraih tiket bertanding di ajang World Games 2017 di Polandia.
Selain itu penghargaan pun diberikan kepada lima pelatih atas prestasi anak didiknya. Mereka adalah yakni Imron Rosadi (Pembina Berdedikasi), Patmawati, Syafrizal, Taufik, dan Jasmi.
"Prestasi dua medali perak Olimpiade adalah raihan tertinggi PB PABBSI. Tanpa kerja sama, sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah, KONI pusat dan Satlak Prima hasil ini tidak bisa kami raih," ujar Rosan.
"Kami tidak akan puas dengan prestasi itu. Kami rencanakan di Tokyo 2020 bisa sapat medali emas. Kami akan evaluasi raihan di 2016 dan membuat rencana program sampai 2020," sambung dia.
(kid)