Jakarta, CNN Indonesia -- Peraih medali perak Olimpiade 2016, Eko Yuli Irawan, mendesak pemerintah dalam hal ini Kemenpora untuk segera mewujudkan wacananya dalam mensejahterahkan atlet, terutama atlet angkat besi.
Eko sebetulnya menyetujui kebijakan baru Kemenpora mengenai pembatasan bagi atlet elit Olimpiade yang tak boleh lagi berpartisipasi dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di masa mendatang. Akan tetapi, ia pun berharap ada jaminan kesejahteraan bagi para atlet.
"Begini ya, pada dasarnya kami (atlet angkat besi)
kan tidak seperti cabor lain yang punya sponsor dan apa sebagainya. Kami, angkat besi, salah satu sumber penghasilannya dari sana (PON) daerah. Di luar pendanaan daerah ya keluarga kami tidak makan," kata Eko di Jakarta, Jumat (2/9) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya maaf kalau mau membandingkan dengan bulutangkis, tim elite-nya setahun saja sudah mendapat sekitar Rp1 miliar duluan dan bayar di muka. Jadi jika tidak ikut PON ya tidak masalah."
Eko menuturkan, penghasilan ikut PON bisa mencapai Rp150 hingga Rp250 juta. Dana yang lumayan berharga untuk menyokong kebutuhan keluarga.
Lebih lanjut, Eko menerangkan bahwa ia baru merasakan mendapat dana miliaran pada Olimpiade tahun ini. Ini pun karena dirinya mendapat medali perak dan nilai bonus kepada atlet berprestasi di Olimpiade meningkat.
"Olimpiade 2012 saya cuma dapat Rp400 juta untuk peraih medali perak, sedangkan medali emas Rp 1 miliar. Ibaratnya butuh empat tahun lagi untuk mendapat hadiah sebesar itu. Ini jika mau hitung materi," bebernya.
"Mau kapan lagi kalau tidak di Olimpiade? Kalau SEA Games dapat sekitar Rp200 juta, PON juga kurang lebih sama," katanya.
Tahun ini, Menpora Imam Nahrawi memberikan bonus sebesar Rp5 miliar bagi peraih medali emas di Olimpiade. Sementara Rp2 miliar untuk peraih medali perak, dan Rp1 miliar untuk medali perunggu.
Tak hanya itu, atlet berprestasi di Olimpiade pun berhak mendapatkan tunjangan pensiun per bulan sebesar Rp20 juta untuk peraih medali emas, Rp15 juta untuk peraih medali perak, dan Rp10 juta untuk peraih medali perunggu.
(jun)