Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono menyebut penetapan operator liga untuk kompetisi sepak bola Indonesia 2017 bakal ditentukan di Kongres PSSI, 8 Januari 2017.
Saat ini, ada dua operator liga yang dimiliki PSSI, yakni PT Liga Indonesia dan PT. Gelora Trisula Semesta (PT GTS). Nantinya, di Kongres PSSI pertama di era kepengurusan Edy Rahmayadi sbagai Ketua Umum PSSI, akan ditentukan siapa operator yang akan menggawangi kompetisi sepak bola di 2017.
"ISL (Liga Super Indonesia) akan dimulai Maret 2017. PSSI akan memutuskan operator dan judul kompetisinya pada kongres 8 Januari nanti," kata Joko, Rabu (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PSSI menginginkan operator liga nantinya dilegitimasi federasi internasional untuk bisa menggunakan wasit asing. Jumlahnya sekitar 10-15 persen atau 2-3 wasit asing di tiap pekannya.
Bahkan, Joko menyebut kemungkinan wasit asing yang memimpin jalannya pertandingan bakal berganti di tiap minggunya.
"Bukannya kami tidak percaya wasit lokal, tapi harus diakui, kami ketinggalan dalam hal pengembangan wasit," ujarnya.
Joko mengakui penyelenggaraan Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 masih jauh dari sempurna. Kekurangan yang ada menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus bisa diselesaikan pihaknya dan masing-masing klub ke depannya.
Saat ini, disebut Joko, industri sepak bola di Indonesia baru dimulai. Ia berharap tahun depan kondisi ini akan terus berkembang dengan nilai yang jauh lebih besar.
"Kami bersyukur dengan hasil luar biasa atas kerja keras semua pihak atas terselenggaranya ISC ini. Tapi, kami belum puas dengan kondisi yang dicapai. Kita harus mengejar ketinggalan dengan negara lain agar sepak bola menjadi tuan rumah di negara sendiri."
"Sebagai catatan, beberapa tahun belakangan ada dinamika keorganisasian yang serius, stabilas penting, dengan kongres 10 November bisa mengantarkan singergi yang lebih bagus dengan pemerintah. Perlu adanya kenyamanan di pelaku sepak bola agar konsistensi pembinaan bisa terjadi," ungkapnya.
Terkait penyelenggaraan liga, Joko menegaskan, event tersebut merupakan milik PSSI yang memilki kewenangan untuk menentukan struktur kompetisi.
Caranya, dengan pemisahan operator dan regulator karena ada resiko yang besar, yakni klub-klub yang menginginkan indepnedesi, sehingga PSSI memastikan pihak pendukung kompetisi terproteksi.
"Kosep untuk operator kompetisi ke depan tergantung klub. Apapun konsepnya, operatur harus berbdan hukum terpisah dari PSSI dengan pembagian saham satu persen," simpulnya.
(jun)