Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Pelatih timnas U-19 Fakhri Husaini menyebut PSSI harus bisa memberikan kesempatan kepada pelatih lokal untuk menjadi arsitek timnas. Fakhri menyatakan kemampuan pelatih asal Indonesia pun tidak kalah jika dibandingkan pelatih asing.
Fakhri mengatakan, untuk pelatih yang punya lisensi A-pro yang membedakan adalah pengalaman melatihnya. Sedangkan untuk yang lisensinya A, pelatih lokal memiliki aspek ilmu yang sama dengan pelatih asing.
"Setidaknya dikasih kesempatan untuk mempresentasikan program pembinaan mereka seperti apa," kata Fakhri kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (27/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadang orang Indonesia ini memberikan perlakukan khusus ke pelatih asing bukan karena ilmunya, tapi karena status 'asingnya'," sambungnya.
Menurut mantan gelandang timnas Indonesia di dekade 1990an itu di bawah arahan Ketua Umum PSSI Letjen TNI Edy Rahmayadi, asosiasi sepak bola negara Indonesia saat ini punya kesempatan besar untuk bisa menentukan arah sepak bola. Terutama untuk menata pembinaan di semua level umur demi mendapatkan regenerasi tim nasional yang diharapkan.
Pembentukan timnas pun harus dilakukan di berbagai jenjang usia dari mulai U-15, U-19, U-23, hingga senior. Pembinaannya disebut Fakhri harus berjalan bersamaan. Itu, kata Fakhri, akan berimbas mudahnya menemukan bibit timnas serta pelapis tim senior.
"Ini tantangan buat kepengurusan sekarang. Selain mereka juga harus menjaga hubungan baik dengan stakeholder olahraga, terutama pemerintah," ujarnya.
Fakhri yang pernah memperkuat Timnas Indonesia di era 1986-1997 itu mengaku berempati dengan kesulitan mendapatkan pemain timnas kala Alfred Riedl dipercaya menjadi arsitek Tim Garuda di Piala AFF 2016 lalu. Apalagi pembentukan timnas itu dilakukan dalam waktu sempit setelah Indonesia terbebas dari sanksi FIFA.
"Sayang sekali, Riedl hanya dikasih kuota dua pemain dari masing-masing klub. Kalau dikasih lebih banyak lagi, bakal lebih banyak pemain junior berbakat yang ditemukan Riedl. Apalagi kita tidak punya pelapis timnas hingga saat ini."
"Seharusnya, di semua kelompok umur itu ada timnasnya, jadi mudah uintuk menemukan pemain pelapis," tukasnya.
(kid)