Ketum PSSI: Indonesia Minim Pelatih Profesional

Titi Fajriyah & Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2017 21:20 WIB
Minimnya pelatih profesional di Indonesia membuat PSSI lebih mempercayai jasa pelatih asing. Belum lama ini mereka menunjuk pelatih asal Spanyol, Luis Milla.
Luis Milla ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia yang berlaga di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sumber daya pelatih profesional di Indonesia masih memprihatinkan. Bahkan, PSSI mencatat jumlah tenaga pelatih sepak bola Tanah Air masih kalah dari Malaysia.

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menilai, salah satu Pekerjaan rumah PSSI adalah memenyiapkan pelatih berkualitas untuk melahirkan pemain berkualitas pula.

Data terakhir PSSI mengungkapkan, saat ini Indonesia hanya memiliki 167 pelatih. Jumlah itu jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Malaysia yang punya 565 pelatih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Beberapa tahun terakhir, PSSI kerap memilih tenaga asing sebagai pelatih kepala ketimbang melirik talenta lokal. Belum lama ini, otoritas sepak bola Indonesia juga menunjuk Luis Milla untuk menangani timnas di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Pelatih asal Spanyol itu menggantikan tugas Alfred Riedl yang sebelumnya berhasil mengantar Indonesia mencapai final Piala AFF 2016. Sayang, Boaz Solossa takluk dari Thailand di partai puncak.

"Untuk itu, perlu adanya pembinaan pelatih. Sangat luar biasa, Presiden juga mengejar hingga tingkat ini. Kami akan cari dan lakukan agar kita bisa segera keluar dari permasalahan ini," kata Edy usai Rapat Terbatas menyoal percepatan pembangunan sepak bola nasional di Istana Presiden, Selasa (23/1).

Sejauh ini, kandidat pelatih timnas hanya berkisar pada nama Rahmad Darmawan, Nilmaizar, Aji Santoso, maupun pelatih senior Benny Dolo. Keempat pelatih lokal ini juga masih minim prestasi di tim Merah Putih.

Sesuai imbauan Presiden Joko Widodo, semua pihak dan kementerian untuk mendukung terciptanya percepatan pembangunan sepak bola nasional. Tak terkecuali terkait keterbatasan talenta muda berkualitas.

"Kelemahan sepak bola Indonesia dibahas mulai dari jumlah pemain. Jangankan mencapai kualitas, kuantitas saja belum tercapai," ujar Edy.

Tambah Infrastruktur

Selain itu, perbaikan infrastruktur juga menjadi sorotan. Sejauh ini Indonesia hanya memiliki dua stadion terbesar sesuai dengan standar FIFA, yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan di Jakarta dan Stadion Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.

Sesuai perintah Presiden di Ratas, pemerintah akan mencari jalan keluar agar Indonesia memiliki lebih banyak stadion sepak bola berstandar internasional.

Salah satunya dengan program satu desa satu lapangan yang sedang dijalankan Kemenpora. Nantinya diharapkan, setiap Provinsi memiliki satu stadion berstandar internasional.


Menpora Imam Nahrawi menegaskan komitmen hasil rapat terbatas kali ini perlu dikawal bersama. Termasuk program 1000 lapangan yang dibuat Kemenpora agar digarap secara gotong-royong oleh kementerian terkait, termasuk Kementerian Desa Tertinggal dan Kementerian BUMN.

"Pendidikan olahraga harus dimaksimalkan dari jenjang sekolah. Ini perhatian luar biasa. Kami akan siapkan anggaran untuk pelatihan wasit dan tenaga olahraga sepak bola," sebut Imam.

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengapresiasi ambisi Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi untuk mendongkrak kinerja PSSI yang saat menyebut jauh lebih buruk dari federasi sepak bola Timor Leste dan Afghanistan.

"Presiden perintahkan Menteri Sekretaris Negara, Menteri BUMN, dan Agraria untuk membuat PSSI lebih baik daripada negara tetangga," ujar Pramono Anung. (jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER