Jakarta, CNN Indonesia -- Keinginan negara-negara Asia Tenggara untuk mewujudkan kompetisi penuh bintang bertajuk Liga Super ASEAN belum mendekati kenyataan. Kompetisi yang semula dijadwalkan akan digelar pada September 2017 itu kini ditunda hingga waktu yang belum dipastikan.
Menurut kepala Asosiasi Sepak Bola Singapura, Zainudin Nordin, konsep kompetisi masih disusun dan tak ada komitmen dari negara-negara terkait agar liga bisa dimulai tahun depan.
Zainudin sendiri adalah bagian dari satuan tugas (satgas) yang dipercaya menggodok konsep Liga Super Asean. Menurut
Today Online, satgas telah mempresentasikan format Liga Super Asean di hadapan pertemuan Dewan Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) yang digelar di Singapura, Kamis (26/1).
Ketika ditanyai isi diskusi dalam pertemuan Dewan AFF, Zainudin hanya mengatakan bahwa "adalah kebijakan AFF untuk tidak berkomentar pada hal-hal yang dikatakan dalam pertemuan itu."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide Liga Super Asean sendiri telah muncul sejak 2005 lalu. Pada 2015, Zainudin mengklaim bahwa AFF mendukung konsep tersebut dan ia percaya diri liga bisa bergulir pada 2017.
Liga Super Asean diyakini akan berisikan 10 tim dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk di antaranya Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia dan Vietnam.
Konsep kompetisi akan sama dengan Liga Super India yaitu tim-tim waralaba dan memiliki pemain marquee. Juara pun akan ditentukan oleh laga play-off. Liga Super India yang dimulai pada 2014 lalu merekrut nama-nama kenamaan seperti Alessandro Del Piero, Robert Pires, dan Diego Forlan, dan sukses membuat sepak bola menjadi lebih populer di India.
Salah satu kendala untuk mewujudkan kompetisi ini adalah keengganan beberapa negara untuk mengirimkan tim-tim papan atas ke kompetisi ini. Mereka khawatir hal ini akan mempengaruhi kualitas kompetisi domestik.
Selain itu, tim-tim pun perlu menyiapkan kocek yang cukup tebal untuk menempuh perjalanan dari satu negara ke negara lainnya.
Zainudin, sosok yang paling sering mendengungkan konsep Liga Super Asean, sejak lama mengatakan bahwa Asia Tenggara perlu memiliki kompetisi seperti di India.
"Ada banyak pandangan soal Liga Super ASEAN, dan akan selalu ada pihak yang menentang dan menyepakatinya," kata Zainudin.
"Tapi ini adalah daerah yang memiliki lebih dari 600 juta penduduk dan ada banyak pemain berbakat. Banyak dari mereka ingin kariernya berkembang lebih jauh."
"Tapi sangat sukar menembus liga yang lebih tinggi. Jadi kami harus memikirkan caranya bisa menyelesaikan masalah itu dan mengisi kekosongan tersebut. Saya kira liga seperti ini punya potensi mengubah sesuatu."
(vws/bac)