Curry dan LeBron James Bersatu Sindir Donald Trump

AFP | CNN Indonesia
Jumat, 10 Feb 2017 05:42 WIB
Sejumlah bintang-bintang NBA mulai angkat suara dan mengkritik kebijakan Donald Trump. Stephan Curry bahkan menyebut Donald Trump sebagai 'bokong'.
Stephen Curry dan LeBron James sama-sama angkat suara terhadap kebijakan eksekutif Donald Trump. (Ken Blaze-USA TODAY Sports via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bintang NBA LeBron James dan Stephen Curry memang menjadi musuh di atas lapangan, tapi mereka bersatu ketika melancarkan serangan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Curry, pemain Golden State Warriors, meningkatkan 'permainannya' di arena politik dengan merespons ucapan kepala perusahaan Under Armour, Kevin Plank, bahwa Trump adalah "aset nyata" untuk negara AS.

"Saya setuju dengan gambaran itu, jika Anda mencopot kata 'et' dari 'asset'," kata Curry kepada Mercury News ketika ditanyai soal komentar Plank. Ucapan Curry secara harafiah bisa diartikan Trump adalah 'bokong'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Curry adalah salah satu ikon terkenal yang mewakili lini pakaian Under Armour. Ia dikontrak hingga 2024 dan mengaku terkejut mendengar komentar Plank -- yang terlontar saat wawancara dengan CNBC.

Curry adalah pendukung Hillary Clinton di pemilihan umum presiden Amerika Serikat.
Stephen Curry mengantarkan Golden State Warriors ke tangga juara NBA 2015. Stephen Curry mengantarkan Golden State Warriors ke tangga juara NBA 2015. (Reuters/ Ken Blaze)

Sejak wawancara Plank itu, Under Armour telah mengeluarkan komentar klarifikasi bahwa perusahaan itu sejak lama mendukung penciptaan lapangan kerja dan manufaktur, tapi menegaskan bahwa perusahaan yang berbasis di Baltimore itu berkomitmen pada keberagaman.

"Kami memiliki rekan dari latar belakang yang berbeda, mulai dari agama, ras, kebangsaan, hingga orientasi seksual; perbedaan usia, pengalaman hidup dan juga opini," kata pernyataan Under Armour. "Ini adalah inti dari perusahaan kami."

Curry menyatakan bahwa ia tidak akan mencoret kemungkinan pindah dari perusahaan yang memproduksi sepatu ciri khasnya itu.

"Jika kepemimpinan saya tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadi saya, maka tidak ada jumlah uang, tidak ada platform, yang tidak akan saya tinggalkan jika saya tidak selaras dengan diri saya sendiri," katanya.

"Keputusan itu yang akan saya ambil setiap hari ketika saya bangun dari tidur."
LeBron James menjadi MVP di final NBA 2016 ketika ia membawa Cleveland Cavaliers mengalahkan Golden State Warriors. LeBron James menjadi MVP di final NBA 2016 ketika ia membawa Cleveland Cavaliers mengalahkan Golden State Warriors. (Bob Donnan-USA TODAY Sports)

Pelatih Warriors, Steve Kerr, menyatakan kebanggaannya pada sikap Curry bersuara pada isu-isu politik dan sosial. Kerr adalah penentang keputusan eksekutif Trump yang melarang pendatang dari tujuh negara mayoritas muslim untuk datang ke AS.

"Ini adalah masa ketika rakyat angkat suara," kata Kerr. "Ini adalah masa ketika aktivis-aktivis muncul, di seluruh peta."

James yang mendukung Clinton di masa-masa pemilu, juga angkat suara pada perintah eksekutif Trump dalam wawancara dengan Hollywood Reporter.

"Keberagaman adalah hal yang membuat negara ini menjadi hebat," kata James. "Kami semua harus terus bersuara dan memperjuangkan ide yang menyatukan orang-orang, tak terkecuali ras, jenis kelamin, etnis, kepercayaan dan perbedaan lainnya."

James juga secara langsung mengkritik kebijakan Trump yang sementara ini diblok oleh tuntutan hukum.

"Saya tidak mendukung kebijakan ini, atau kebijakan apapun yang memecah-belah masyarakat," kata James.

"Saya mendukung rakyat Amerika yang percaya bahwa kebijakan ini tidak mewakili AS. Dan kami harus terus menyuarakan hal ini."

(vws/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER