Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan penyerang timnas Italia, Luca Toni, menjadi korban kekerasan suporter saat berada di dalam mobil menuju laga Verona dalam lanjutan Serie B, Sabtu (11/2).
Toni yang merupakan salah seorang penyerang tersubur di Italia itu berada dalam sebuah mobil bersama presiden Verona, Maurizio Setti. Kedua sosok sepak bola Italia itu dalam perjalanan menuju stadion Partenio untuk laga melawan Avellino.
Namun, di tengah perjalanan mobil mereka dihalau suporter--diduga tim lawan Verona. Setidaknya, kata Toni, ada 15 orang yang mengerubungi dan menyerang mobil mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden mengenakan syal biru di lehernya, jadi mungkin mereka salah mengenal dan mengira kami suporter biasa Verona dan tak mengenal kami," kata Toni kepada Sky Sport Italia usai insiden penyerangan tersebut.
Pria berusia 39 tahun itu pun mengungkapkan kekecewaannya atas upaya perlindungan keamanan dari polisi.
"Mengecewakan hanya sekitar 20 meter [dari lokasi penyerangan] ada beberapa petugas polisi dan mereka tak melakukan apapun," keluh Toni.
"Saya pikir dengan mereka [polisi] ada di sekitar saya merasa lebih terlindungi. Namun, mereka hanya berdiri saja di sana. Terima kasih kepada supor, sahabat saya, sehingga kami bisa lepas [dari serangan oknum tersebut].
Toni telah menggantung sepatunya pada 2016 silam bersama Verona sebagai klub terakhir. Dia bermain di tim itu selama tiga musim dan mencetak 48 gol.
Toni adalah salah satu sosok penyerang paling berpengaruh di Italia di awal abad XXI ini. Hampir dalam dua dekade terakhir dia menjadi pemain subur dan juga membela tim-tim besar seperti Fiorentina, Bayern Munich, dan Juventus.
Tak hanya itu, ia pun ikut membawa Italia menjadi juara Piala Dunia 2006 di Jerman.