Jakarta, CNN Indonesia -- AS Monaco memang kalah 3-5 dari Manchester City pada leg pertama 16 besar Liga Champions di Stadion Etihad, Manchester, Selasa (21/) malam waktu setempat. Namun, Radamel Falcao berhasil membuktikan dirinya telah bangkit dari keterpurukan.
Dua gol dicetak bomber asal Kolombia itu. Salah satunya tercipta melalui proses yang indah pada menit ke-61. Memanfaatkan kesalahan John Stones, Falcao membobol gawang ManCity dengan mencungkil bola melewati kiper Willy Caballero.
Falcao membuang peluang menciptakan hattrick setelah eksekusi penalti pemain 31 tahun itu pada menit ke-50 berhasil digagalkan Caballero. Namun, terlepas kegagalan penalti tersebut, Falcao tetap menunjukkan penampilan sensasional.
Tambahan dua gol membuat Falcao kini sudah mencetak 24 gol dari 29 pertandingan di semua kompetisi bersama Monaco. Padahal, kurang dari satu tahun yang lalu mantan pemain Atletico Madrid dan FC Porto itu masih menjadi pesakitan di Liga Primer bersama Chelsea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Radamel Falcao mencetak gol indah ke gawang Manchester City dengan mencungkil bola. ( Reuters / Phil Noble) |
Liga Primer Inggris terkesan menjadi kompetisi antitesis bagi Falcao. Pasalnya, di luar Liga Primer, hampir tidak ada musim ketika Falcao gagal menunjukkan kemampuan mencetak golnya sejak kali pertama berkarier di Eropa. Pengecualian terjadi pada musim 2013/2014 bersama Monaco. Ketika itu Falcao mengalami cedera lutut.
Dua musim bermain di Liga Primer bersama Manchester United dan Chelsea, Falcao gagal menunjukkan taji. Pada musim 2014/2015 bersama MU, Falcao hanya mampu mencetak empat gol dari 29 pertandingan, dengan dua di antaranya di Old Trafford.
Sementara bersama Chelsea, Falcao hanya mampu mencetak satu gol dari 12 pertandingan. Total, Falcao hanya mencetak lima gol dari 41 pertandingan selama berkarier di Inggris.
 Radamel Falcao sudah mencetak 24 gol dari 29 pertandingan di semua kompetisi musim ini. ( Reuters / Darren Staples) |
Lepas dari Liga Primer, Falcao menemukan kembali kehebatannya dalam membobol gawang lawan. Pertandingan melawan ManCity mengingatkan kita akan kehebatan penyerang berjuluk El Tigre tersebut di lini depan.
Sebagai seorang striker, Falcao memang tidak memiliki kemampuan olah bola di atas rata-rata. Namun, penyerang yang memulai karier bersama Lanceros Boyaca itu punya kehebatan dalam penyelesaian akhir. Falcao juga memiliki pegerakan tanpa bola yang apik.
Lalu, apa yang membuat Falcao gagal di Inggris? Sial bagi Falcao, Chelsea dan MU tidak membangun tim untuk sang bomber. Sebaliknya, Monaco benar-benar mengandalkan Falcao untuk mencetak gol.
Para pemain di sekitar Falcao bekerja keras untuk sang penyerang. Berusaha memberikan suplai bola sebanyak mungkin untuk Falcao. Pada akhirnya, kepercayaan itu dibayar Falcao dengan gol-gol yang diciptakannya.
Pelatih Monaco Leonardo Jardim mengakui Falcao sudah tidak cepat lagi, tapi dia punya pengalaman. Dan menggunakan pengalaman tersebut, Falcao bisa membawa Monaco meraih sukses musim ini.
(vws)