Surabaya, CNN Indonesia -- Legenda Bulutangkis ganda putra Indonesia, Christian Hadinata, berpendapat para pebulutangkis muda bakal menghadapi berbagai kesulitan ketika turun di All England karena pengalaman bertanding dan prestasi yang belum cukup banyak.
Tahun ini, Indonesia memang mengirimkan atlet-atet usia muda untuk tampil di All England seperti Jonatan Christie, Fitriani, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Christian berpendapat, mereka sepatutnya berprestasi di turnamen-turnamen di level bawah sebelum melompat ke level tertinggi.
"Seharusnya keikutsertaan mereka itu ada tahapannya lah. Artinya, turnamen kelas premier ini (All England) kan yang paling tinggi. Maksud saya, atlet itu pasti ada waktunya untuk bermain di kelas premier seperti All England," ucap Christian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sebelumnya itu harus ada suatu tahapan (turnamen lain) dulu untuk menguji mereka sejauh mana. Apakah di GP Gold itu atlet-atlet (muda) ini sudah menunjukkan prestasi yang bagus atau belum? Paling tidak final atau bahkan juara, baru naik ke kelas All England," ucapnya menambahkan.
Lebih lanjut, Christian mengatakan All England merupakan turnamen yang luar biasa bergengsi mengingat capaian para pebulutangkis Indonesia sebelum-sebelumnya.
Beberapa pebulutangkis Indonesia yang pernah menjuarai kejuaraan tersebut antara lain pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2014), ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2012, 2013, 2014), ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir (2010), dan masih banyak lagi.
"Turnamen ini sepertinya jadi panggung atlet-atlet Indonesia di kancah All England," kata Christian yang juga juara All England pada 1972 dan 1973.
Saat ini, banyak pebulutangkis yang menjadikan Djarum Superliga Badminton 2017 menjadi ajang pemanasan menjelang All England.
Surabaya menjadi kota tuan rumah Superliga 2017 yang digelar sejak 19 sampai 26 Februari. Sepekan setelahnya, All England akan digelar di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris.
(vws/vws)