Shakespeare, Sang Pembalik Halaman Leicester

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Selasa, 28 Feb 2017 16:12 WIB
Keberhasilan Craig Shakespeare membawa Leicester tekuk Liverpool memunculkan pujian bagi pria yang baru empat hari menjadi caretaker setelah Ranieri dipecat.
Craig Shakespeare (kiri) menjadi caretaker manajer Leicester setelah Claudio Ranieri dipecat tengah pekan lalu. (Reuters / Jason Cairnduff)
Jakarta, CNN Indonesia -- Baru satu pertandingan dijalani, namun Craig Shakespeare mendapatkan pujian selangit di tengah performa buruk Leicester City.

Pria 53 tahun itu menjadi caretaker manajer Leicester setelah Claudio Ranieri dipecat secara mengejutkan pekan lalu. Lewat persiapan singkat dan di tengah tekanan publik--termasuk suporter--Leicester harus menjamu Liverpool, Senin (27/2) malam waktu setempat.

Hasilnya luar biasa. Leicester menang 3-1 dan keluar dari zona degradasi. Kemenangan telak di saat baru menjadi caretaker manajer selama empat hari setelah Ranieri dipecat itu pun mengangkat nama Shakespeare.

Namun, siapakah Shakespeare?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir Sportsmail, Shakespeare bukanlah sosok asing di dalam kubu Leicester. Dia adalah tangan kanan Ranieri saat membawa tim itu secara mengejutkan menjadi juara Liga Inggris musim lalu.

Selain itu, Shakespeare adalah sosok yang tak pernah lepas dari jabatan asisten manajer sejak bergabung kembali di Leicester tersebut pada 2011 silam.

Shakespeare, Sang Pembalik Halaman LeicesterNigel Pearson (kanan) adalah sosok yang membawa Craig Shakespeare ke Leicester City. (Reuters/Paul Currie)
Di mata para pemain Leicester, pria yang dibawa Nigel Pearson ke King Power pada 2011 adalah sosok yang hangat dan tajam dalam berdiskusi.

"Saya biasanya seseorang yang tenang dan semoga saja itu akan menular kepada para pemain, namun jika saya perlu untuk memotivasi mereka maka saya cukup mampu untuk itu," tutur Shakespeare sebelum laga Leicester versus Liverpool.

Leicester bukanlah pengalaman pertama Shakespeare menjadi caretaker manajer. Ia sebelumnya pernah merasakan itu di West Bromwich Albion pada 2006.

Saat itu ia menjadi caretaker setelah sang manajer Bryan Robson dan Pearson yang jadi asistennya pergi dari West Brom. Hanya satu pertandingan Shakespeare menjadi caretaker menunggu kedatangan selanjutnya West Brom kala itu, Tony Mowbray.

Pada musim 2008 ketika Pearson menjadi manajer Leicester, Shakespeare direkrutnya sebagai asisten. Keduanya terus bekerja sama termasuk saat Pearson menjadi arsitek Hull dan kembali lagi ke Leicester.

Saat Pearson dipecat dan diganti Ranieri, Shakespeare tetap di tim tersebut dan menjadi tangan kanan sang manajer menjuarai Liga Inggris musim lalu.

Ketika Ranieri dipecat Leicester, Shakespeare secara diplomatis menolak rumor hubungannya dengan juru taktik asal Italia tersebut tidak harmonis.

"Ini membuat frustrasi saya setiap kali hubungan kami ditanyakan. Itu muncul sejak hari pertama [menjadi caretaker manajer Leicester]," ungkap Shakespeare.

Pria kelahiran Birmingham itu menegaskan sangat nyaman dalam hal hubungan dengan Ranieri.

"Tak ada agenda tersembunyi dari kami. Setiap asisten manajer akan selalu mendukung manajernya," tukas Shakespeare.

Warisan Tim Juara yang Terpuruk

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER