Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Paris Saint-Germain datang ke Camp Nou bermodal keunggulan 4-0 di leg kedua 16 besar Liga Champions, Kamis (9/3) malam waktu setempat, Barcelona hanya bisa mengharapkan satu hal: Lionel Messi mengeluarkan permainan Magis.
Barcelona menghadapi misi hampir mustahil di leg kedua ini. Pasalnya, tidak ada dalam sejarah Liga Champions sebuah tim berhasil membalikkan keadaan setelah tertinggal 0-4 di leg pertama.
Tapi, rekor ada untuk dipatahkan. Dan dengan Messi ada di tim Barcelona, semuanya bisa terjadi. Jika ada tim yang mampu membalikkan defisit empat gol di fase gugur Liga Champions, maka tim itu adalah Barcelona. Dalam dua pertandingan terakhir, Barcelona yang dipimpin Messi menang 6-1 atas Sporting Gijon dan 5-0 atas Celta Vigo di pentas La Liga.
Messi menjadi inspirasi kemenangan Barcelona di kedua pertandingan tersebut dengan mencetak gol pembuka. Bahkan penyerang 29 tahun itu seperti menemukan kembali performa terbaiknya ketika melawan Celta Vigo. Messi mencetak dua gol cantik ke gawang Celta. Selain itu Messi juga menciptakan dua assist.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Barcelona bermain buruk di leg pertama melawan Paris Saint-Germain. ( Reuters/Benoit Tessier) |
Barcelona kembali membutuhkan magis Messi saat melawan PSG, sama seperti yang dilakukan pemain asal Argentina itu pada babak 16 besar Liga Champions musim 2012/2013. Ketika itu Barcelona kalah 0-2 dari AC Milan di leg pertama.
Messi mencetak gol cepat pada menit kelima dan menjadi inspirasi kemenangan 4-0 Barcelona di leg kedua. Messi mencetak dua gol di laga itu, dengan dua gol lainnya diciptakan David Villa dan Jordi Alba.
Dalam tiga pertandingan terakhir Luis Enrique mengubah formasi ke 3-4-3 dan Barcelona mencetak 13 gol. |
Dukungan pemain lainnya juga sangat penting untuk Barcelona. Pemain seperti Luis Suarez dan Neymar harus meningkatkan permainannya. Pada leg pertama di Parc des Princes, baik Messi, Suarez, dan Neymar tidak ada yang mampu melakukan
shot on goal sepanjang 90 menit pertandingan.
Padahal sebelum pertandingan leg pertama, Neymar memiliki rekor bagus menghadapi PSG dengan mencetak lima gol dari lima pertandingan. Musim ini pemain asal Brasil itu juga menjadi kreator gol terbanyak dengan torehan tujuh assist.
Salah satu penyebab kekalahan Barcelona di leg pertama karena tekanan tinggi yang dilakukan PSG. Trio lini tengah PSG: Blaise Matuidi, Adrien Rabiot, dan Marco Verratti, berhasil meredam tiga gelandang Barcelona, Andres Iniesta, Sergio Busquets, dan Andre Gomes.
 Barcelona terakhir mencetak dua gol indah ke gawang Celta Vigo. ( REUTERS/Albert Gea) |
Penampilan Gomes sangat buruk di leg pertama, begitu juga Iniesta yang sering kehilangan bola. Sedangkan Busquets seperti kebingungan menghadapi tekanan PSG. Kehadiran Ivan Rakitic dan Rafinha bisa menjadi opsi lainnya buat pelatih Luis Enrique mengisi lini tengah.
Variasi permainan juga dibutuhkan Barcelona ketika menghadapi PSG. Enrique berpeluang kembali mengubah formasi dari 4-3-3 ke 3-4-3 pada laga dini hari nanti. Dalam tiga pertandingan terakhir Enrique menerapkan 3-4-3 dan Barcelona mencetak 13 gol.
Menumpuk empat gelandang di lini tengah bisa menjadi cara ampuh Barcelona meredam agresivitas lini tengah PSG. Pada pertandingan terakhir Celta Vigo, Enrique menurunkan Rakitic, Busquets, Sergi Roberto, dan Rafinha di lini tengah. Sedangkan lini belakang ditempati Jordi Alba, Samuel Umtiti, dan Gerard Pique.
(jun)