Tanpa Kompetisi Indra Sjafri Tetap Blusukan

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Jumat, 10 Mar 2017 16:59 WIB
Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri tetap melakukan blusukan untuk memantau pemain karena belum adanya kompetisi rutin yang merata di setiap daerah.
Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri tetap menggunakan blusukan, namun dengan metode baru. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indra Sjafri tetap blusukan cari calon pemain di Timnas Indonesia U-19. Namun, cara itu dilakukannya dengan metode baru yang lebih sistematis.

Indra Sjafri paham betul sulit melakukan seleksi pemain meninggalkan gaya blusukannya. Salah satu alasan yang ia utarakan adalah tak adanya kompetisi rutin usia muda yang merata di setiap wilayah di Indonesia.

Padahal, kompetisi rutin level usia muda merupakan wadah utama bagi timnas Indonesia untuk melakukan penjaringan dan penyaringan talenta muda.

Potensi-potensi pemain itu bisa terukur jika ada kompetisi rutin usia muda. Indra pun bisa membuat patokan tersebut sesuai dengan kriteria objektifnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kompetisi yang dimaksud pun harus bersinergi dari level Asosiasi Provinsi (Asprov) hingga ke PSSI pusat.

Dengan demikian, database mengenai pemain-pemain potensial dari masing-masing kompetisi bisa tercatat dengan baik. Dari pendataan itu bisa dilihat pemetaan pemain-pemain muda bertalenta di sejumlah daerah.

Gaya blusukan itu pula yang diakuinya masih dibutuhkan Indra mengingat belum adanya kompetisi rutin usia muda di seluruh Asprov.

Meski demikian, Indra telah belajar dari sejumlah kekurangan blusukan saat dirinya menangani timnas U-19 pada 2011 hingga 2013 lalu.

Sejumlah perubahan metode dilakukan demi memaksimalkan proses seleksi di tengah belum hadirnya kompetisi rutin.

Indra kini membagi empat kota yang ditetapkan sebagai pusat seleksi tingkat nasional dari hasil blusukannya. Kota-kota itu adalah Pekanbaru, Sidoarjo, DKI Jakarta dan Makassar.

Empat kota itu menjadi jangkauan dari penyaringan seleksi pemain di sejumlah Asprov.

"Saya selalu katakan, blusukan itu bukan cara yang seharusnya dilakukan. Tapi jika sistem kompetisi usia muda belum ada, harus ada solusi sementara yang tepat," terang Indra kepada CNNIndonesia.com.

Indra juga membagi tahapan seleksi mulai dari level Asprov PSSI, regional, hingga nasional. Dari seleksi itu, sekitar 35 pemain terpilih akan mengikuti pemusatan latihan tahap pertama untuk kembali mengalami pemangkasan jumlah.

Indra Tetap Blusukan karena Sonder Kompetisi Usia Muda(CNN Indonesia/Laudy Gracivia)

Memang tidak semua Asprov yang bisa dijangkaunya. Hanya sekitar 26 dari 34 Asprov yang bersedia bekerja sama dalam proses seleksi.

Selain menjangkau sejumlah Asprov, beberapa talenta muda di klub, sekolah sepak bola dan pusat pelatihan juga dilakukan Indra.

Sumber itu antara lain dari Aji Santoso International Football Academy, ASIOP Apacinti, Persab Brebes, dan PPLP Ragunan.


Dalam lawatannya ke sejumlah daerah, Indra juga memberikan masukan kepada Asprov untuk berkomitmen memutar roda kompetisi usia muda.

Pasalnya, dengan cara ini pula Asprov telah membantu sistem penyaringan dan seleksi yang baik untuk timnas, khususnya di kelompok umur. (jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER