Terobosan Persija Atasi Krisis Keuangan
CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2017 21:01 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Persija Jakarta memasuki babak baru jelang kompetisi Liga 1 2017. Pengelolaan dana yang semula dikelola secara perorangan kini lebih terbuka.
Kebijakan ini terpaksa diambil demi mengatasi krisis finansial yang akrab menggerayangi tim ibu kota selama lima tahun terakhir atau sejak tampuk kepemimpinan dipegang Ferry Paulus.
Adalah Gede Widiade, mantan CEO Bhayangkara FC yang resmi menjadi partner Ferry Palus, yang kini berstatus Presiden Persija.
Persija menjadi pelabuhan baru bagi Gede yang sudah tidak lagi punya kendali penuh atas Bhayangkara FC yang sempat bermasalah karena menggunakan nama Persebaya Surabaya.
Sejak September 2016, Gede sudah tidak lagi menanggung biaya operasional Bhayangkara FC. Sebab, dana yang terkumpul dari sponsor, sepenuhnya dikelola Polri.
Kehadiran Gede di struktur manajemen Persija diharapkan bisa menjadi magnet bagi investor besar. Apalagi pengusaha hotel asal Bali itu memiliki jaringan bisnis cukup luas daripada Ferry Paulus.
Ferry telah menjabat Ketua Umum Persija sejak 2011 silam. Pengusaha asal Manado ini kemudian diberi mandat oleh klub-klub internal sebagai Direktur Utama PT Persija Jaya.
Persija tak mengalami persoalan di musim pertama bersama Ferry. Tetapi, mereka hanya mampu bertengger di peringkat kelima Liga Super Indonesia musim 2011/2012.
Setahun kemudian, finansial Persija terus melorot. Kasus penunggakan gaji pemain pun menjadi persoalan akrab yang menggerayangi tim kebanggaan The Jakmania ini.
Minimnya sponsor dan ketidakjelasan jadwal kompetisi juga kerap dijadikan kambing hitam oleh manajemen. Bahkan, tim yang kala itu diasuh Benny Dolo harus puas finis di peringkat 11 klasemen ISL 2013.
Persoalan yang tak jauh berbeda kembali terjadi di musim 2014. Manajemen tak mampu membeli pemain berkualitas dan tak mampu lolos ke babak delapan besar ISL yang ketika itu menggunakan format dua wilayah.
Masa kelam Persija yang semula diprediksi bangkit di musim 2015, pun urung terwujud. Setelah berhasil mendatangkan sejumlah pemain bintang, namun kompetisi berhenti di tengah jalan karena kisruh PSSI.
Persija pun tak mampu berbicara banyak di berbagai turnamen yang diikuti untuk mengisi kekosongan kompetisi pada periode 2015-2017. Asa Macan Kemayoran acap kali kandas sejak fase grup turnamen.
Kehadiran Gede di tim ibu kota diharapkan bisa 'mengobati' krisis Persija menjelang kompetisi Liga 1 yang bakal dihelat April mendatang.
Langkah pertama yang bisa dilakukan Gede adalah menggali sumber dana untuk mendatangkan pemain berkualitas ke Jakarta. Pasalnya, hingga kini komposisi skuat Macan Kemayoran masih tertinggal dari klub elite lainnya.
Sejauh ini, klub yang berdiri sejak 1928 itu masih kesulitan mencari bomber asing mumpuni. Sejumlah pemain yang diseleksi terbilang pemain "kelas dua" dan tidak sesuai dengan ekspektasi pelatih Stefano Cugurra.
Situasi ini berbanding terbalik dengan rivalnya, Persib Bandung, yang justru sukses mendaratkan mantan pemain Chelsea dan Real Madrid, Michael Essien.
Kehadiran Gede Widiade diharapkan bisa membangkitkan gairah transfer Persija yang belakangan melempem. Finansial Persija juga kemungkinan bertambah gemuk jika investor klub bertambah.
Ferry Paulus kini menyerahkan urusan pencarian sponsor dan biaya operasional klub kepada Gede Widiade. Sementara itu fokus melakukan restrukturisasi manajemen.
"Pak Gede sebagai nakhoda baru. Saya akan memimpin restrukturisasi manajemen dan kemungkinan ada konsorsium. Setelah konsorsium selesai, proses perkawinan akan langsung diumumkan," ujar Ferry.
Kebijakan ini terpaksa diambil demi mengatasi krisis finansial yang akrab menggerayangi tim ibu kota selama lima tahun terakhir atau sejak tampuk kepemimpinan dipegang Ferry Paulus.
Adalah Gede Widiade, mantan CEO Bhayangkara FC yang resmi menjadi partner Ferry Palus, yang kini berstatus Presiden Persija.
Persija menjadi pelabuhan baru bagi Gede yang sudah tidak lagi punya kendali penuh atas Bhayangkara FC yang sempat bermasalah karena menggunakan nama Persebaya Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Gede di struktur manajemen Persija diharapkan bisa menjadi magnet bagi investor besar. Apalagi pengusaha hotel asal Bali itu memiliki jaringan bisnis cukup luas daripada Ferry Paulus.
Persija tak mengalami persoalan di musim pertama bersama Ferry. Tetapi, mereka hanya mampu bertengger di peringkat kelima Liga Super Indonesia musim 2011/2012.
Setahun kemudian, finansial Persija terus melorot. Kasus penunggakan gaji pemain pun menjadi persoalan akrab yang menggerayangi tim kebanggaan The Jakmania ini.
Minimnya sponsor dan ketidakjelasan jadwal kompetisi juga kerap dijadikan kambing hitam oleh manajemen. Bahkan, tim yang kala itu diasuh Benny Dolo harus puas finis di peringkat 11 klasemen ISL 2013.
 Foto: CNN Indonesia/Asfahan YahsyiPrestasi Persija di kompetisi sepak bola nasional. (CNN Indonesia/Asfahan Yahsyi) |
Persoalan yang tak jauh berbeda kembali terjadi di musim 2014. Manajemen tak mampu membeli pemain berkualitas dan tak mampu lolos ke babak delapan besar ISL yang ketika itu menggunakan format dua wilayah.
Masa kelam Persija yang semula diprediksi bangkit di musim 2015, pun urung terwujud. Setelah berhasil mendatangkan sejumlah pemain bintang, namun kompetisi berhenti di tengah jalan karena kisruh PSSI.
Persija pun tak mampu berbicara banyak di berbagai turnamen yang diikuti untuk mengisi kekosongan kompetisi pada periode 2015-2017. Asa Macan Kemayoran acap kali kandas sejak fase grup turnamen.
Kehadiran Gede di tim ibu kota diharapkan bisa 'mengobati' krisis Persija menjelang kompetisi Liga 1 yang bakal dihelat April mendatang.
Langkah pertama yang bisa dilakukan Gede adalah menggali sumber dana untuk mendatangkan pemain berkualitas ke Jakarta. Pasalnya, hingga kini komposisi skuat Macan Kemayoran masih tertinggal dari klub elite lainnya.
Sejauh ini, klub yang berdiri sejak 1928 itu masih kesulitan mencari bomber asing mumpuni. Sejumlah pemain yang diseleksi terbilang pemain "kelas dua" dan tidak sesuai dengan ekspektasi pelatih Stefano Cugurra.
Situasi ini berbanding terbalik dengan rivalnya, Persib Bandung, yang justru sukses mendaratkan mantan pemain Chelsea dan Real Madrid, Michael Essien.
Kehadiran Gede Widiade diharapkan bisa membangkitkan gairah transfer Persija yang belakangan melempem. Finansial Persija juga kemungkinan bertambah gemuk jika investor klub bertambah.
Ferry Paulus kini menyerahkan urusan pencarian sponsor dan biaya operasional klub kepada Gede Widiade. Sementara itu fokus melakukan restrukturisasi manajemen.
"Pak Gede sebagai nakhoda baru. Saya akan memimpin restrukturisasi manajemen dan kemungkinan ada konsorsium. Setelah konsorsium selesai, proses perkawinan akan langsung diumumkan," ujar Ferry.
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK