Jakarta, CNN Indonesia -- Djadjang Nurdjaman mengeluarkan pernyataan mengejutkan dalam sesi konferensi pers perkenalan Michael Essien sebagai pemain baru Persib Bandung. Pelatih yang akrab dipanggil Djanur itu menyebut Essien akan ditempatkan sebagai gelandang serang, atau
attacking midfielder.
"Kalian banyak tahu dia bisa main holding (bertahan). Tapi dia bisa main di
attacking (gelandang serang). Dia juga lebih sering jadi
attacking midfielder," kata Djanur.
Essien yang akan mengenakan nomor punggung 5 itu sebenarnya tak akrab dengan posisi sebagai pengatur serangan, atau di belakang ujung tombak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika bermain di Chelsea pada periode 2005-2006, ia selalu didampingi oleh Frank Lampard dan Claudio Makalele di lini tengah dalam formasi 4-1-2-3. Lampard adalah pengatur alur bola, sementara Makalele akan jadi orang pertama yang melindungi lini pertahanan Chelsea.
Essien dengan energi dan kemampuannya dalam merebut bola dari kaki lawan sebenarnya lebih sering difungsikan untuk bertahan. Ia akan mengawal gelandang serang lawan dan sesekali naik ke daerah pertahanan lawan untuk membantu serangan.
Ketika Mourinho sesekali menggunakan formasi 4-4-2 dengan menempatkan Lampard dan Essien di lini tengah, Essien pun selalu dibebani tugas dalam bertahan.
 Michael Essien (kanan) selalu dibebani tugas bertahan ketika memperkuat Chelsea arahan Jose Mourinho saat itu. (AFP PHOTO / GLYN KIRK) |
Di masa kejayaannya, sebelum ia menjalani dua kali operasi besar pada lututnya, Essien juga bisa menjadi gelandang
box-to-box yang akan berlari dari satu bagian lapangan ke bagian lain. Kekuatan fisik dan energinya membuat Essien dua kali dinobatkan masuk ke dalam tim terbaik FIFA dalam posisi ini.
Di AC Milan, meski tak pernah melakoni lebih dari 10 pertandingan Serie-A dalam satu musim, Essien kerap ditempatkan persis di depan lini pertahanan. Ia akan menjadi orang pertama yang mengalirkan bola ke lini tengah atau ke sektor sayap.
Hal ini karena Essien memiliki satu kualitas yang tampaknya tak terganggu cedera lututnya, yaitu kemampuannya melindungi bola. Lini pertahanan bisa dengan tenang mempercayakan bola kepada Essien tanpa perlu cemas bola akan terebut lawan jika ia mendapatkan tekanan lawan.
Essien kemudian akan mengambil opsi sederhana mengalirkan bola ke pemain yang tak terjaga lawan.
Bukan Gelandang SerangEssien bukannya tidak memiliki kemampuan untuk mengumpan. Hanya saja, sepanjang kariernya mantan pemain timnas Ghana itu memang tak pernah difungsikan sebagai pengatur pola permainan atau pengatur serangan.
Seperti disebutkan sebelumnya, Essien akan paling efektif ketika memberikan umpan-umpan sederhana untuk menjaga agar aliran bola tetap terjaga.
Satu hal yang terlihat dalam permainannya selama ini adalah Essien jarang sekali menunjukkan kemampuan untuk memberi umpan terobosan, atau umpan yang bisa memecah kebuntuan ketika lawan menumpuk pemain di lini pertahanan.
Padahal hal ini adalah kualitas yang diperlukan dari seorang gelandang serang.
Data pun menunjukkan bahwa Essien juga sebenarnya jarang sekali memberikan assist baik di level klub maupun di tim nasional. Sejak 2004/2005, Essien hanya pernah 11 kali menciptakan assist dari total 278 kali bermain.
Bahkan dari 11 musim terakhirnya bermain, ada enam musim ketika Essien sama sekali tak menciptakan assist. Torehan tertingginya dalam menyumbangkan umpan yang berbuah gol adalah pada musim 2009/2010 ketika ia menciptakan 4 assist dari 41 pertandingan bersama Chelsea.
 Michael Essien akan menggunakan nomor punggung lima di Persib Bandung. (CNN Indonesia/T. Nugraha Pratama) |
Opsi Terbaik di PersibDengan mempertimbangkan peraturan wajib menurunkan tiga pemain U-23 minimal selama 45 menit, Persib berpeluang besar menurunkan Gian Zola, Febri Hariyadi dan Henhen Herdiana sebagai pemain inti.
Kehadiran Gian Zola dan juga Essien membuat Persib hanya memiliki satu slot lagi di lini tengah jika menggunakan formasi 4-3-3. Jika demikian, opsi terbaik bagi Djadjang adalah memilih seorang gelandang bertahan murni sehingga Essien dan Zola lebih didorong ke depan untuk berbagi tugas mengatur lini serang.
Tampakanya akan terlalu muluk-muluk jika mengharapkan Essien di usia 34 berevolusi menjadi gelandang serang dan memenuhi ekspektasi sebagai penyuplai bola bagi ujung tombak.
Akan tetapi, jika tak didera cedera, ia punya cukup berkualitas untuk menunjukkan kemampuan andalannya: bertahan, melindungi bola, dan juga membuat hidup gelandang serang lawan seperti dalam neraka.