Jakarta, CNN Indonesia -- Baik Manajer Manchester City Pep Guardiola dan bek John Stones setuju satu hal di balik tersingkirnya mereka dari Liga Champions.
The Citizens lemah dalam hal memanfaatkan serangan lewat bola mati (
set pieces)--entah tendangan bebas atau sepak pojok.
City sendiri tersingkir dari Liga Champions berkat gol terakhir AS Monaco yang disundul Tiemoue Bakayoko menyambut umpan tendangan bebas Lemar pada menit ke-77 leg kedua di Stade Louis II, Rabu (15/3).
ManCity tersingkir di babak 16 besar karena kalah atas keunggulan gol tandang AS Monaco saat agregat kedua tim imbang 6-6 usai dua leg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ManCity yang sebelumnya mencetak lima gol ke gawang Monaco pada leg pertama, justru kalah 1-3 dari tim lawan kala melakoni leg kedua di Stade Louis II, Rabu (15/3) malam waktu setempat. Pada leg pertama, AS Monaco mampu mencetak tiga gol walau kalah dari ManCity.
“Skema bola-bola mati sangat penting di level ini. Barcelona dan Real Madrid mencetak gol melalui set-piece pekan lalu. Kami belum mencapai level Liga Champions dan kami bermain buruk di babak pertama,” ujar Guardiola usai pertandingan kepada
BT Sport.
 Skuat AS Monaco merayakan gol ketiga ke gawang Manchester City pada laga leg kedua 16 besar Liga Champions yang dicetak Tiemoue Bakayoko di Stade Louis II, 15 Maret 2017. (Reuters / Eric Gaillard) |
Hal senada Guardiola diutarakan Stones. Pada laga leg pertama, John Stones menjadi pahlawan bagi kemenangan Manchester City atas AS Monaco di Stadion Etihad, 21 Februari lalu. Kala itu Stones menjadi pencetak gol keempat ManCity melalui sundulan memanfaatkan sepak pojok Yaya Toure dari sisi kanan gawang Monaco.
Namun, dia pun kecewa pada leg kedua, saat barisan lini depan mandul. Bola-bola mati pun tak bisa dimanfaatkan skuat ManCity. Pada laga leg kedua, ManCity mendapatkan kesempatan sepak pojok hingga enam kali dan tendangan bebas total sebanyak 14 kali.
"Sebelum pertandingan pelatih mengatakan bahwa semakin banyak dan banyak dia bertanding di Liga Champions, lebih banyak hal ini tentang
set pieces (atau bola mati)," kata Stones.
"Anda lihat Real Madrid pada pekan lalu mencetak gol dari dua set pieces dan mereka lolos. Kami tidak cukup solid pada area tersebut dalam pertandingan dan itulah yang membuat kami kalah."
Dari delapan tim yang lolos ke perempat final, keberhasilan pada leg kedua itu memang ditentukan lewat gol bola mati.
Pada pekan ini, selain Monaco, Juventus pun lolos setelah pada leg kedua menang 1-0 lewat gol penalti Paulo Dybala. Juventus sendiri lolos karena unggul agregat 3-0 atas FC Porto.
Begitu pun Leicester yang bertanding melawan Sevilla pada hari sama Juventus melawan Porto, Selasa (14/3). Leicester mengangkangi Sevilla dengan agregat 3-2, salah satunya berkat gol Wes Morgan dalam skema sepak pojok pada leg kedua.
Begitu pun dengan dua raksasa dari Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
 Skuat Barcelona merayakan keberhasilan lolos ke perempat final usai menyingkirkan PSG dengan dramatis. (Reuters / Albert Gea) |
Tiga gol lewat skema bola mati di ujung babak kedua laga leg kedua antara Barcelona dan PSG membawa Blaugrana lolos dramatis ke perempat final dengan keunggulan agregat (6-5).
Sementara itu Madrid mengangkangi asa Napoli berkat 'sundulan midas' Sergio Ramos pada leg kedua.
Di kubu Manchester City, Guardiola sendiri baru kali ini gagal membawa klub ke semifinal sejak kali pertama menjadi pelatih profesional pada 2008. Dia pun enggan menyalahkan kesalahan taktik yang membuat timnya tersingkir.
"Jika manajer lain menang, dia yang lebih baik. Namun saya tak menilai itu karena kesalahan taktik. Itu sederhana," tuturnya.
Guardiola pun menegaskan timnya bakal lebih mematangkan pengalaman dalam latihan untuk memperkuat sisi yang lemah tersebut. Meskipun begitu, sambung mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich tersebut, dirinya tak ingin lagi kehilangan gaya bermain timnya yakni agresif menyerang.
"Itulah yang kami bisa lakukan pada babak kedua, namun pada babak pertama kami tak bisa melakukannya," ungkap Pep.