Jakarta, CNN Indonesia -- Pep Guardiola berusaha memenuhi janjinya untuk kembali berpesta gol di markas AS Monaco. Janji itu ia ucapkan setelah menang 5-3 di Stadion Etihad, dua pekan lalu.
Tapi, alih-alih sukses menuntaskan ucapannya itu, Guardiola justru termakan ucapannya sendiri di kandang Monaco, Stade Louis II, Rabu (15/3) malam waktu setempat atau Kamis (16/3) dini hari WIB. ManCity kalah di tangan Monaco dan untuk kali pertama dalam karier kepelatihannya, Guardiola gagal melaju ke babak perempat final Liga Champions.
Dari formasi yang ia turunkan, Guardiola memang terlihat menitik-beratkan aspek serangan ketimbang mempertahankan keunggulan 5-3 di leg pertama. Ia memasang garis pertahanan yang tinggi sejak menit pertama serta menurunkan lima pemain bertipe menyerang sekaligus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menggunakan formasi 4-1-4-1, Guardiola semalam memasang Raheem Sterling, Kevin De Bruyne, David Silva, Leroy Sane, hingga Sergio Aguero di saat yang bersamaan.
Guardiola hanya memasang Fernandinho seorang sebagai gelandang bertahan untuk menandingi Tiemoue Bakayoko dan Fabinho di lini tengah.
Walhasil, Manchester City kemudian menjadi bulan-bulanan AS Monaco di babak pertama. Aguero dan kawan-kawan bahkan kesulitan menciptakan peluang emas di 45 menit pertama dan harus melihat lini pertahanan mereka diobrak-abrik lawan.
Manchester City pun kalah penguasaan bola, yaitu hanya memegang 46 persen sementara Monaco 54 persen.
 Benjamin Mendy (kanan) dan Kylian Mbappe (kiri) menjadi pemain paling berbahaya Monaco di babak pertama. (Reuters / Eric Gaillard) |
Ironisnya, bukan sektor tengah yang jadi kelemahan ManCity, tapi sektor sayap. Di awal pertandingan, bek kiri Monaco, Benjamin Mendy, mendapatkan ruang untuk berulang kali merangsek ke depan dan memberikan peluang lewat umpan silang.
Bek 22 tahun asal Perancis itu pun punya peran penting di gol pertama Monaco. Mendapatkan bola di lini tengah, ia kemudian menusuk ke depan, melewati Leroy Sane dan menendang bola ke arah gawang. Bola sepakan Mendy kemudian diblok John Stones dan kemudian bergulir ke kaki Bernardo Silva. Bola diteruskan Silva menjadi umpan silang mendatar yang lalu diubah jadi gol oleh Kylian Mbappe.
Gol kedua pun tercipta berkat assist Mendy. Dengan bekerja sama dengan Thomas Lemar di sisi kiri, Mendy mengirimkan assist ke dalam kotak penalti, di depan gawang Caballero. Fabinho yang merangsek dari belakang tiba-tiba sudah berada di dalam kotak penalti untuk menuntaskan assist Mendy tersebut.
Mendy patut diberikan penghargaan
Man of The Match pada pertandingan kali ini. Selain berperan pada dua gol itu, ia sukses mengirimkan tujuh umpan silang, melakukan lima intersepsi dan empat tekel. Kombinasinya dengan Lemar di babak pertama juga sukses membuat Bacary Sagna dan Alexander Kolarov kerepotan.
 Kylian Mbappe pencetak gol pertama AS Monaco ke gawang Manchester City. (REUTERS/Eric Gaillard) |
Selain kekuatan sayap kiri, satu hal yang menjadikan Monaco sangat efisien di babak pertama adalah cara mereka menekan lini tengah dan lini depan Manchester City.
Monaco sama sekali tak memberikan ruang bagi para pemain City untuk memegang bola ketika melewati garis tengah lapangan. Tak ayal, City hanya sukses melakukan 10 umpan di daerah pertahanan Monaco di babak pertama.
Lima pemain bertipe menyerang yang diturunkan Guardiola pun pada akhirnya tak bisa berbuat apa-apa. Kecuali Fernandinho, tak ada yang menemaninya berjuang di lapangan tengah.
Guardiola kemudian mengubah taktiknya di babak kedua, sementara Monaco mulai mengendurkan tekanan. ManCity pun akhirnya bisa menciptakan beberapa peluang dan kemudian mencetak satu gol lewat Sane.
Hanya saja,
seperti dikatakan Guardiola seusai pertandingan, bola mati mengubah jalannya pertandingan. Ketika ManCity menyia-nyiakan peluang dari tendangan bebas, Monaco lewat tandukan Bakayoko justru berhasil mengubur bola ke gawang dari sepakan bebas Thomas Lemar.
Guardiola kini hanya bisa gigit jari dan merana karena neraka yang diciptakan Monaco di babak pertama.