ANALISIS

Perjudian PSSI dan Regulasi Usia Muda di Liga 1

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2017 12:27 WIB
PSSI mencoba berjudi dengan menerapkan regulasi minimal memainkan tiga pemain U-23 di setiap tim kontestan Liga 1. Seperti apa efeknya?
Febri Hariadi (kiri) salah satu pemain U-23 yang selalu dimainkan Persib selama Piala Presiden 2017. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- PSSI menjanjikan wajah baru kompetisi sepak bola Indonesia. Bukan hanya berganti nama dari Indonesian Super League (ISL) menjadi Liga 1, sejumlah perubahan coba dilakukan.

Salah satu kebijakan terbaru PSSI adalah mewajibkan setiap klub memainkan para pemain di bawah usia 23 tahun (U-23). Jumlahnya tak tanggung-tanggung, minimal tiga pemain U-23 yang harus dimainkan klub sebagai starter.

Belum pernah dalam sejarahnya kebijakan ini diterapkan di kompetisi profesional Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PSSI beralasan, kebijakan ini untuk mendorong talenta-talenta muda berkembang di kompetisi. Caranya dengan memberikan jam terbang sebanyak mungkin kepada pemain U-23 merumput di kompetisi profesional.

Namun, tak ada penjelasan PSSI bahwa regulasi ini merupakan bagian dari studi komprehensif yang sudah dilakukan sebelumnya.

Termasuk pula penentuan jumlah minimal tiga pemain yang jadi starter, tak punya landasan riset yang kuat. Sebab, penetapan jumlah tersebut juga ikut memengaruhi mutu kompetisi Liga 1 nantinya.

PSSI sendiri juga sudah mengujicobakan regulasi ini di Piala Presiden 2017. Namun, karakter kejuaraan itu dengan sistem turnamen, tentu berbeda dibandingkan sistem kompetisi seperti Liga 1 dengan durasi yang lebih lama.

Dengan kata lain, PSSI mencoba berjudi dengan aturan ini. Regulasi ini juga sudah banyak menuai kritik dari sejumlah klub.

Salah satu kritikan keras dilontarkan pelatih PSM Makassar Robert Rene Albert. Ia menilai regulasi itu terlalu dipaksakan meski tujuannya untuk mematangkan pemain muda.

"Jika memang pemain U-23 itu layak dimainkan di tim utama, sudah pasti akan dimainkan. Tapi sekarang mereka (U-23) dipaksa dimainkan di klub meski mereka tidak cukup bagus," tutur Rene Albert saat wawancara khusus dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

"Apabila dipaksakan tentu akan mengecewakan pemain yang merasa belum cukup layak dan akan menjatuhkan mental mereka."

Peraturan menggunakan minimal tiga pemain U-23 sudah diujicobakan di Piala Presiden 2017. Peraturan menggunakan minimal tiga pemain U-23 sudah diujicobakan di Piala Presiden 2017. (ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra)
Sulit pula menilai bahwa jumlah dalam aturan itu sudah memperhatikan keseimbangan dalam setiap tim. Lagi-lagi, regulasi ini karena bagian dari perjudian PSSI.

Pasalnya, tak ada model dari kompetisi lain menerapkan aturan yang diadopsi PSSI seperti ini.

Tidak semua tim bisa menjalankan regulasi tersebut tanpa menemui kendala berarti. Bahkan, bisa jadi nyaris semua tim yang justru kesulitan.

Peluang pemain-pemain senior yang seharusnya sudah menunjukkan kematangan bermain di skuat utama pun semakin tipis. Asumsinya jika klub memainkan tiga pemain asing mereka ditambah tiga pemain U-23.

Artinya, setiap klub hanya bisa memainkan maksimal empat pemain lokal outfield (selain kiper) yang usianya di atas 23 tahun sebagai starter. Padahal klub-klub justru memiliki lebih banyak stok para pemain senior ketimbang yang di bawah 23 tahun.


Para pelatih tentu harus memutar otak lebih keras menjaga keseimbangan skuat mereka dengan peraturan baru ini.

Regulasi ini justru memaksa klub sekadar memenuhi aturan tersebut ketimbang fokus pada kesiapan para pemain mudanya, misalnya saja dengan mendirikan akademi.

Belum lagi, jika para pemain U-23 diambil Timnas U-22 untuk melakukan pemusatan latihan (TC) jangka panjang. Klub akan dibuat kerepotan harus mencari pemain muda yang dianggap layak sesuai dengan stok mereka.

Luis Milla sudah memulai pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22 tahap pertama. Luis Milla sudah memulai pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22 tahap pertama. (Ofisial PSSI/Hery Sudewo)
Berdasarkan regulasi, klub memang diwajibkan memiliki minimal lima pemain U-23 dan memainkan tiga di antaranya di lapangan. Namun, dari jumlah itu tentu tak semua pemain layak dimainkan di kompetisi profesional.

Sisi positifnya, klub-klub jadi punya alternatif merekrut pemain muda dengan harga yang relatif murah di pasaran.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER