Jakarta, CNN Indonesia -- Legiun asing Arema FC turut mengomentari tren
marquee player yang tengah merebak di sepak bola Indonesia. Mereka menolak kebijakan perekrutan pemain top dunia yang bisa memangkas kesempatan bermain talenta lokal.
Esteban Vizcarra misalnya. Gelandang serang asal Argentina ini menilai, Arema sejauh ini tak membutuhkan
marquee player. Ia justru meminta manajemen dan tim pelatih memaksimalkan pemain yang sudah ada.
"Saya kira banyak tim yang tidak bisa memenuhinya, menurut saya banyak pemain muda yang ingin main, lebih baik berikan kesempatan kepada mereka," ujar Vizcarra seperti dikutip dari
Wearemania.
Vizcarra berharap PSSI mengkaji ulang kebijakan marquee player. Pasalnya, regulasi tersebut dapat mematikan kesempatan pemain lokal, utamanya pemain muda yang seharusnya mendapatkan kesempatan main lebih banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan pemain Semen Padang itu pun setuju dengan sikap manajemen yang tak gegabah dalam memutuskan penggunaan marquee player di Liga 1. Biaya transfer yang melambung seharusnya bisa dialokasikan kepada program yang jauh lebih penting.
"Untuk saat ini, Arema tak butuh marque player, saya lebih setuju jika tim pelatih memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk bermain," ujar pemilik jersey nomor 11 tersebut.
Hal senada juga diungkapkan bomber veteran Cristian Gonzales. Ia lebih sepakat jika manajemen mengedepankan pembayaran gaji yang teratur ketimbang harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mendatangkan seorang marquee player.
Pemain berjuluk El Loco itu menyarankan manajemen klubnya untuk lebih realistis. Ketimbang uang untuk mengontrak pemain mahal, lebih baik memikirkan gaji pemain yang sudah ada sekarang ini.
"Saya pikir mengontrak pemain kelas dunia butuh uang yang tidak sedikit, akan lebih sehat untuk keuangan Arema jika manajemen menyiapkan uang untuk membayar gaji pemain yang sudah ada daripada untuk kontrak marquee player," ujar Gonzales.
Sebelumnya, Arema dikabarkan berniat mendatangkan mantan pemain Timnas Uruguay, Diego Forlan. Meski bisa mengangkat pamor tim di mata internasional, namun tak sebanding dengan biaya besar yang akan melayang.
"Saya pikir kami harus realistis, karena memang tidak murah mendatangkan pemain kelas dunia, lebih baik uangnya untuk hal lain yang lebih penting," ujar pencetak gol terbanyak Piala Presiden 2017.