Jakarta, CNN Indonesia -- Tak ada lagi sistem penalti poin dalam kompetisi MotoGP. Hal itu terjadi karena telah dihapus Komisi Grand Prix.
Penghapusan sistem penalti poin itu adalah satu dari beberapa perubahan dalam regulasi MotoGP yang menyangkut teknis, olahraga dan kedisplinan. Perubahan itu sendiri disepakati Komisi Grand Prix dalam pertemuan di Losail, Qatar pada 25 Maret lalu.
Seperti dilansir Motor Sport pertemuan Komisi Grand Prix itu dihadiri petinggi operator MotoGP (Dorna), Federasi Motor Internasional (FIM), Asosiasi Tim Balap Internasional (IRTA), dan Asosiasi Pabrikan Olahraga Motor (MSMA).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan perubahan regulasi tentang penghapusan sistem penalti poin disebutkan langkah tersebut diambil karena FIM MotoGP Stewards telah memiliki banyak opsi penalti.
"Maka poin penalti tidak lagi diperlukan. Poin penalti Grand Prix kini ditarik dari daftar hukuman," demikian salah satu kutipan dari pernyataannya.
Tentang penghapusan penalti poin itu sendiri menjadi perdebatan yang hangat sejak tragedi Valentino Rossi dan Marc Marquez di GP Malaysia 2015. Ketika itu Rossi mendapat tiga poin penalti karena melakukan manuver berbahaya terhadap Marquez.
Akumulasi empat poin penalti membuat Rossi mendapat sanksi start dari belakang pada seri terakhir di GP Valencia. The Doctor pun harus kehilangan gelar juara dunia setelah kalah lima poin dari rekan setimnya, Jorge Lorenzo, di akhir musim.
Berkaca dari kasus tersebut pada musim lalu, FIM mengubah sistem poin penalti. Untuk musim 2016 pebalap baru akan mendapat sanksi jika poin mereka mencapai dalam grand prix. Namun, kini penalti poin itu telah tiada dengan dihapuskannya dalam pertemuan Komisi GP di Qatar.
Selain penalti poin, Komisi GP pun melakukan perubahan regulasi terkait banding atas keputusan FIM MotoGP Stewards.
Dalam pertemuan Komisi GP diputuskan tak akan ada banding yang bisa diajukan andai FIM Stewards Banding mengonfirmasi keputusan (disiplin) FIM Stewards MotoGP sebelumnya. Dalam hal itu maka keputusan FIM Stewards Banding adalah final.
Kemudian perubhan lain terkait keselatan di Pit Lane di mana anggota tim yang bekerja selama flag-to-flag saat Q1, Q2, dan balap hanya dibatasi empat orang. Setiap orang tersebut pun harus mengenakan helm. Lalu, jumlah kru yang boleh bekerja di sana maksimal harus enam orang.
Terakhir adalah konstruksi material untuk motor kelas Moto2 dan Moto3. Di kelas-kelas itu dilarang menggunakan titanium untuk memperpanjang sasis, swing-arm, suspensi, setang, swing-arm spindle, dan roda spindle. Khusus untuk roda spindle pun dilarang menggunakan logam ringan.
Pelarangan penggunaan titanium telah diperpanjang untuk memasukkan semua sasis, termasuk swing-arm, suspensi, setang, swing-arm spindle dan roda spindle. Untuk roda spindle, penggunaan logam ringan juga dilarang.