Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyatakan sudah berkomunikasi dengan FIFA dan AFC terkait regulasi pergantian lima pemain di Liga 1 2017. Ia juga yakin regulasi yang diterapkan tidak membentur aturan FIFA.
Edy meyakinkan, perbedaan regulasi yang digunakan itu tidak akan membuat Indonesia kembali mendapat sanksi dari FIFA. Ini dilakukan lantaran Indonesia membutuhkan pembinaan bagi pemain.
"Sudah dikomunikasikan ke AFC. Tidak akan kena sanksi. Kena sanksi itu kalau kita ribut-ribut," ucap Edy kepada wartawan ketika dikonfirmasi, Kamis (30/3).
Disebut Edy, Indonesia masih kekurangan pemain dari segi kuantitas maupun kualitas. Pembatasan usia pemain di level kompetisi diharapkan bisa menjadi solusi bagi sepak bola Indonesia yang kering prestasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risiko pembatasan pemain itu salah satunya berpengaruh pada sistem pergantian pemain di lapangan. "Pasti dong (ada komunikasi dengan FIFA). Yang tidak diizinkan kalau tidak main," tegasnya.
Namun, regulasi pergantian pemain ini tidak diberlakukan di Liga 2. Kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia ini masih mengikuti aturan yang diberlakukan FIFA terkait pergantian pemain, yakni tiga kali.
"Beda dengan Liga 1, karena di situ ada pemain senior yang harus main dan ada pemain usia 23 yang harus main tiga orang di lapangan. Sehingga, berubah jadi lima pemain pergantiannya," jelasnya.
Terpisah, CEO PT Liga Indonesia Baru (LIB) Risha Adi Wijaya enggan berkomentar soal perizinan FIFA untuk menggunakan regulasi lima kali pergantian pemain.
"Kalau Pak Ketum (Ketua Umum Edy Rahmayadi) bilang sudah ke FIFA, ya berarti sudah," jelasnya.